Jogja
Rabu, 30 Maret 2016 - 14:55 WIB

PERUMAHAN SLEMAN : Perumahan Marak, Warga Khawatirkan Ketersediaan Air Bersih

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi perumahan (Rachman/JIBI/Bisnis)

Perumahan di Sleman semakin marak, warga mengkhawatirkan ketersediaan air bersih

Harianjogja.com, SLEMAN- Maraknya pembangunan di wilayah Sleman dikhawatirkan mengancam keberadaan mata air. Jika pembangunan dilakukan serampangan dan tidak dikendalikan, dikhawatirkan mengancam ketersediaan air.

Advertisement

Pengelola mata air di kawasan Sendangadi, Sleman Agus Suwandono mengatakan, maraknya pembangunan perumahan di kawasan tersebut mengancam keberadaan mata air di wilayah tersebut.

Menurutnya, sumber air di kawasan tersebut merupakan hak milik warga. Bukan tidak mungkin, warga yang memiliki sumber air tersebut akan menjualnya kepada para investor maupun pengembang perumahan.

Agus menegaskan, Sleman merupakan daerah penyangga air untuk wilayah DIY terutama di kawasan selatan. Jika debit air di Sleman terus menurun akibat pembangunan maka hal itu dapat mengancam daerah lainnya. Kondisi tersebut diperparah dengan berkurangnya akibat menyusutnya tumbuhan dan lahan hijau.

Advertisement

”Permasalahan ini membutuhkan solusi dari pemerintah. Pemkab bisa membeli lahan mata air itu,” jelas Agus saat mengikuti sarasehan memperingati hari air sedunia yang digelar di pendopo rumah dinas Bupati Sleman, Selasa (29/3/2016).

Hal senada disampaikan pengelola mata air Sibedug, Margodadi, Seyegan, Jumari. Dia mengatakan, kawasan lahan hijau harus dipertahankan untuk menjaga debit air. Jika debit air terus menyusut bukan hanya warga Sleman saja yang kekurangan tetapi juga warga daerah lainnya.

“Keberadaan mata air di Sleman cukup beraneka ragam. Selain untuk kebutuhan masyarakat, sumber-sumber mata air yang ada bisa menjadi sumber penghasilan melalui pariwisata,” jelasnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif