Jogja
Rabu, 30 Maret 2016 - 19:20 WIB

KASUS KDRT : Kasihan, Kakek Renta Babak Belur Jadi Korban KDRT Istrinya

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Dok)

Kasus KDRT terjadi di Bantul, korban adalah seorang kakek renta

Harianjogja.com, BANTUL- Kakek berusia 75 tahun menjadi korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). Tubuhnya babak belur dihajar oleh isterinya sendiri.

Advertisement

Kasus ini dilaporkan ke Polsek Piyungan, Selasa (29/3/2016) malam. Korban berinisial MW mengalami penganiayaan pada Senin (28/3/2016) siang di lokasi tempat pembuatan batu bata di dekat sawah di Dusun Kuden, Sitimulyo, Piyungan.

Tetangga korban yang meminta identitasnya dirahasiakan mengungkapkan, MW bersama isterinya Ny. M saat kejadian tengah bekerja membuat batu bata. Tidak diketahui apa sebabnya, keduanya terlibat pertengkaran. Isterinya yang berusia 65 tahun tiba-tiba mengahajar suaminya dengan benda tajam.

“Entah dihajar pakai sabit atau apa, yang jelas luka sayatan di tangan kanan karena sajam [senjata tajam],” ungkap tetangga yang rumahnya berjarak tidak sampai 10 meter dari rumah korban tersebut, Rabu (30/3/2016).

Advertisement

Selain mengalami luka sayatan di tangan kanan, tangan kiri korban juga lebam seperti dihajar dengan benda tumpul. Warga baru mengetahui MW menjadi korban KDRT setelah mendengar keributan. Korban lalu dibawa oleh warga ke rumah sakit untuk mendapat perawatan.

Pada Selasa malam, kejadian ini dilaporkan cucu dan keponakan korban ke polisi lantaran tidak tega kakeknya mengalami kekerasan. “Itu yang lapor justru bukan anaknya, tapi cucu dan keponakannya. Anaknya seperti menutup-nutupi,” kata sumber itu.

Menurut sumber tersebut, korban merasa lelah terus dianiaya isterinya. Tindakan melaporkan ke aparat hukum agar pelaku mendapat sanksi. Sejatinya kata dia, bukan kali ini saja korban dianiaya isterinya. “Tetangga sering kok menyaksikan. Kadang suaminya dipukul pakai caping, sapu. Mungkin karena sudah tua isterinya agak temperamen,” ujar dia.

Advertisement

Kepala Polsek Piyungan Komisaris Polisi (Kompol) Pujo Santoso membenarkan kejadian itu. Namun ia memastikan, kedatangan keluarga korban pada Selasa malam baru sebatas konsultasi bukan laporan resmi. “Mereka baru konsultasi ada kejadian seperti ini,” terang Pujo Santoso.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif