Jogja
Rabu, 30 Maret 2016 - 15:55 WIB

INDUSTRI KULIT : 60% Bahan Baku untuk Industri Penyamakan Kulit masih Impor

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Rombongan DPR RI Komisi VI yang di pimpin oleh Tifatul Sembiring saat melakukan kunjungan ke industry penyamakan kulit di PT Adi Satria Abadi (ASA) di Sitimulyo, Piyungan, Bantul, Selasa (29/3/2016). (Yudho Priyambodo/JIBI/Harian Jogja)

industri kulit di Indonesia masih membutuhkan imopr bahan

Harianjogja.com, BANTUL- Pasokan bahan baku untuk penyamakan kulit dari para peternak yang dibawahi oleh Kementrian Pertanian yang masuk ke perusahaan industri ke seluruh wilayah di Indonesia hanya sekitar 40%.

Advertisement

Sementara itu untuk terus memenuhi kebutuhan bahan, perusahaan penyamakan kulit tersebut harus melakukan impor dari luar negeri.

Wakil Direktur Diyono HS, mengatakan sebenarnya permasalahan untuk indistri penyamakan kulit masih klasik, setiap tahunnya selalu sama.

“Kendala bagi kami setiap tahunnya masih selalu sama yaitu kekurangan bahan baku untuk penyamakan kulit, sehingga kami harus mengimpor sebanyak 60% dari kebutuhan industri kami,” ujar Diyono, Selasa (29/3/2016).

Advertisement

Diyono juga mengeluhkan susahnya untuk regulasi dari kementrian pertanian ketika perusahaan akan mengimport bahan kulit, sementara untuk ekspor kulit yang sudah kami samak diekspor dengan sangat lancar hal tersebut membuat masalah untuk kegiatan produktifitas perusahaan.

“Produk kami sangat lancar di ekspor keluar negeri, bahkan porduk kami mampu bersaing dengan produk dari Negara lain seperti Cina, namun jika untuk mengimport bahan kami masih dipersulit maka perkembangan untuk industry penyamakan kulit akan jalan ditempat dan tidak berkembang,” kata Diyono.

Anggota Komisi VI DPR RI, Tifatul Sembiring dalam kunjungannya terkait untuk pengembangan industri di PT Adi Satria Abadi (ASA) yang terletak di Sitimulyo, Piyungan, Bantul Selasa (29/3/2016) siang memaparkan, pihaknya akan menyampaikan keluhan tersebut ke anggota DPR RI komisi IV, apa yang telah disampaikan oleh wakil direktur PT ASA akan dikaji dan dirapatkan.

Advertisement

“Kita akan menyampaikan hal tersebut ke Komisi IV, semoga permasalahan tersebut dapat segera kami tangani, sementara untuk pengembangan industri di wilayah Bantul memang belum bisa seperti di wilayah lain seperti Surabaya atau Jakarta, namun wilayah Bantul juga memiliki potensi yang juga sangat besar,” papar Tifatul.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif