Jogja
Rabu, 30 Maret 2016 - 15:55 WIB

TAMBAK UDANG : Sistem Pembuangan Tak Sempurna, Udang Terserang Virus

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tambak udang di Galur Kulonprogo. (Holy Kartika N.S/JIBI/Harian Jogja)

Tambak udang Kulonprogo menghadapi masalah serangan virus

Harianjogja.com, KULONPROGO– Limbah tambak udang yang disebabkan karena sistem pembuangan kotorannya yang tak sempurna membuat berkembangnya penyakit di kolam-kolam tambak.

Advertisement

Akibatnya, udang yang dikembangbiakkan sulit mencapai ukuran yang ideal untuk diekspor.

Yudi Sunarto, pemilik tambak udang di Dusun Pasir Mendhit, Desa Jangkaran, Kecamatan Temon menjelaskan bahwa sudah sejak dua tahun terakhir ini udang-udangnya terserang virus myo. Virus ini menyebabkan nafsu makan udang menurun sehingga sulit bertambah besar.

“Penyakitnya jadi tidak bisa besar, tidak doyan makan,” ujarnya pada Senin (28/3/2016). Selain itu, penyakit white feces disease (WFD) atau berak putih juga seringkali terjadi di daerah tambak udang sekitarnya.

Advertisement

Menurutnya virus tersebut disebabkan karena sistem pembuangan kolam tambak yang tidak sempurna dan kolam yang kotor. Pada masa pembibitan udang sebelumnya, Yudi menjelaskan bahwa untuk membasmi tersebut maka ia menggunakan probiotik secara rutin.

Probiotik ini kemudian dicampurkan ke pakan udang tersebut dan diberikan setelah udang berusia minimal 30 hari. Saat ini, Yudi menyebutkan bahwa udang-udangnya sudah memasuki usia 49 hari dan belum terserang virus tersebut.

Ia memaparkan bahwa udang hasil tambak di daerah sekitarnya biasanya dipasok kepada pabrik-pabrik untuk diekspor. Karena itu, sejumlah panenannya ini akan disortir berdasarkan ukuran yang sesuai dengan persyaratan ekspor tersebut. Karena itu, Yudi menyebutkan bahwa virus yang menyerang udang budidayanya cukup merugikan.

Advertisement

Pasalnya, untuk mencapai ukuran yang diperlukan kini udangnya membutuhkan waktu pembiakan yang lebih lama yakni antara 70-80 hari. Padahal biasanya udang cukup dibiakkan selama 60 hari untuk mencapai ukuran yang dibutuhkan.

Meski demikian, ia tidak memilih memanen udangnya lebih awal guna mempretahankan kualitas dan ukuran udang meski beresiko terserang virus.

Di sisi lain, tingkat produktivitas tambak udang juga ikut menurun karena serangan virus tersebut. Dari total 5 petak tambak berukuran 6000 meter yang ada di daerah tersebut biasanya mampu menghasilkan 2-2,25 ton.

Namun, karena adanya virus tersebut maka panennya menurun hingga 1,9 ton. Selain itu, harga jual udang juga kini sedang menurun di pasaran sehingga hanya mencapaiRp50.000 per kilogram dari biasanya Rp60.000.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif