Soloraya
Selasa, 29 Maret 2016 - 12:25 WIB

PENYAKIT MENULAR : Chikungunya Merebak, Gajahan Difogging

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petugas dari Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Karanganyar melakukan fogging ke rumah-rumah warga di Desa Gajahan, Kecamatan Colomadu, Karanganyar, Senin (28/3/2016). (Iskandar/JIBI/Solopos)

Penyakit menular chikungunya akhir-akhir ini merebak di wilayah Gajahan, Colomadu, Karanganyar.

Solopos.com, KARANGANYAR – Dua RT di Desa Gajahan, Kecamatan Colomadu, Karanganyar yaitu RT 002/RW 003 dan RT 001/RW 003 yang bersebelahan pada Senin (28/3/2016) difogging. Tindakan itu dilakukan menyusul banyaknya warga RT 002 RW 003 yang terjangkit penyakit chikungunya.

Advertisement

“Fogging dilakukan oleh tiga petugas dari Dinas Kesehatan Kabupaten [DKK] Karanganyar. Sekarang kondisi kesehatan seluruh warga yang terkena chikungunya sudah membaik,” ujar Bidan Desa Gajahan, Yuli Handayani ketika ditemui di lokasi fogging.

Sebelumnya, sedikitnya 21 orang warga Desa Gajahan, Kecamatan Colomadu, Karanganyar dikabarkan terkena chikungunya. Hal ini menambah daftar panjang warga Colomadu yang terkena chikungunya, sebab sebelumnya enam warga Malangjiwan, Colomadu juga terkena chikungunya.

Secara terpisah Kepala Puskesmas Colomadu I, drg E. Mardikaningtyas Kusumaningsih Mkes mengoreksi jumlah warga yang terkena chikungunya. Jika sebelumnya dia menjelaskan terdapat 21 warga terkena chikungunya, belakangan diketahui dua di antaranya karena sakit tifus dan hipertensi.

Advertisement

“Jadi yang terkena chikungunya bukan 21 orang tetapi 19 orang dan mereka sekarang sudah sembuh semua,” ujar dia ketika ditemui di ruang kerjanya.

Menurut dia warga yang terkena tipus dirawat di Rumah sakit DKT, Solo dan yang satu dirawat di salah satu klinik di Colomadu. Namun, kata Kusuma, kedua orang tersebut saat ini sudah pulang ke rumah masing-masing.

Dia menjelaskan penanganan fogging untuk chikungunya dan demam berdarah dengue (DBD) dinilai berbeda. Jika DBD minimal tiga orang yang terjangkit, untuk chikungunya satu orang terkena pun bisa dilakukan fogging.

Advertisement

Kendati demikian, ujar Kusuma, antisipasi terbaik dari penyakit ini adalah pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Karena itu pihaknya mengimbau warga intensif memeriksa jentik-jentik nyamuk di tempat-tempat yang biasa digunakan untuk berkembang biak nyamuk.
Untuk itu warga agar mewaspadai bak penampung air, kaleng atau gelas plastik bekas wadah minuman yang terisi air agar airnya dibuang.

Karena tempat-tempat itu dinilai sebagai tempat ideal nyamuk penyebab sakit chikungunya dan DBD berkembang biak.

Sementara itu salah seorang penggawa Desa Gajahan, Zainudin mengingatkan agar warga rajin mengontrol lingkungan. Sehingga ketika ada tempat atau bak air yang ada jentik-jentiknya bisa segera di bersihkan.

“Demi menjaga kesehatan dan keamanan bersama, sebaiknya warga rajin mengontrol bak air. Sehingga ketika penampung air itu ada jentik-jentiknya bisa segera dibuang,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif