Jogja
Senin, 28 Maret 2016 - 15:20 WIB

KEMISKINAN GUNUNGKIDUL : 148.000 Penduduk Gunungkidul Masih Tergolong

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi kemiskinan RTLH (JIBI/Harianjogja/Dok.)

Kemiskinan Gunungkidul masih terjadi pada 148.000 warga

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL — Kemiskinan menjadi salah satu faktor yang masih dikhawatirkan di belahan bumi Gunungkidul. Pasalnya hingga 2014 jumlah penduduk miskin di Gunungkidul masih mencapai angka 20,83 persen atau sekitar 148.000 penduduk dari jumlah penduduk sebanyak 793.765 orang.

Advertisement

Kepala Seksi Kesejahteraan Sosial Kecamatan Karangmojo, Aris Suyanyo menyebutkan penduduk di Karangmojo masih banyak yang tergolong miskin. Hingga saat ini terdapat empat dusun yang masih tinggi tingkat kemiskinannnya.

Di Karangmojo yang menerima raskin sebanyak 5.297 penduduk, dari jumlah tersebut 40 persen penduduk miskin terdapat di desa Jatiayu. Selain itu Bejiharjo terdapat 39 persen atau 1.702 KK yang tergolong miskin, Kemudian Desa Ngawis, setelah itu Karangmojo

Selama ini pihaknya berusaha untuk menekan angka kemiskinan dengan berbagai cara, diantaranya dengan memberikan pelatihan kepada masyarakat di Balai Latihan Kerja. Selain itu pihaknya juga bekerjasama dengan mahasiswa KKN dari berbagai universitas untuk membuat program pengentasan kemiskinan.

Advertisement

“Tingkat kemiskinan yang masih tinggi di beberapa desa membuat kami harus putar otak untuk membuat program mengentas kemiskinan, salah satunya dengan cara bekerjasama dengan Mahasiswa KKN untuk membuat program pendampingan dan pendekatan keluarga miskin,” kata dia.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Camat Patuk, Haryo Ambar Suwardi. Ia mengakui tingkat kemiskinan di kecamatan Patuk masih tergolong tinggi.

Pihaknya sedang melaksanakan beberapa program untuk mengentas kemisikinan, antara lain dengan pemberdayaan masyarakat. Masyarakat diajak untuk berkreasi menciptakan produk makanan olahan lokal dari potensi alam di Gunungkidul

Advertisement

“Kami adakan pelatihan kepada masyarakat dengan membuat produk olahan makanan agar mereka dapat mandiri dan jauh dari kemiskinan,” kata dia.

Cara yang sama dilakukan di kecamatan Patuk dengan menerima rombongan mahasiswa KKN dari berbagai universitas untuk membuat program pengentasan kemiskinan. Hal tersebut dinilai cukup membantu dan membuat masyarakat lebih berdaya kembali.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif