Soloraya
Senin, 28 Maret 2016 - 08:00 WIB

BENDA BERSEJARAH BOYOLALI : Pengunjung Situs Gunung Wijil Diminta Bayar Sumbangan, Cuma Rp2.000

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga menunjukan dua arca yakni Arca Mahakala dan Arca Nandeswara yang ditemukan di areal persawahan Dukuh Gunung Wijil, Desa Giriroto, Ngemplak, Boyolali pada Selasa (22/3/2016). Foto diambil Rabu (23/3/2016). (Hijriyah Al Wakhidah/JIBI/Solopos)

Benda bersejarah Boyolali yang ditemukan di situs Gunung Wijil terus dikunjungi masyarakat.

Solopos.com, BOYOLALI — Dusun Gunung Wijil, Desa Giriroto, Kecamatan Ngemplak, Boyolali, terus dikunjungi masyarakat yang penasaran dengan penemuan arca dan situs benda purbakala. Mereka tidak hanya datang dari wilayah Ngemplak namun juga luar Boyolali. Kini, pengunjung situs itu dimintai sumbangan.

Advertisement

Warga setempat mulai berinisiatif memasang papan penunjuk arah menuju lokasi penemuan arca bahkan menarik sumbangan kepada pengunjung. Beberapa warga berjaga dan memungut sumbangan di pintu masuk menuju areal persawahan yang menjadi lokasi penemuan.

Dari informasi yang dihimpun Solopos.com, pungutan sumbangan adalah inisiatif para remaja sekitar Gunung Wijil yang belakangan mulai disibukkan dengan aktivitas pengamanan lokasi penemuan dan parkir pengunjung. Mereka tidak mematok nilai pungutan. Rata-rata pengunjung memberikan sumbangan Rp1.000 hingga Rp2.000.

“Seikhlasnya pengunjung saja. Itu inisiatif para remaja karena mereka juga yang ikut mengamankan lokasi dan membantu mengatur parkir kendaraan,” kata penemu arca, Sumarno, saat berbincang dengan Solopos.com, Minggu (27/3/2016).

Advertisement

Seorang pengunjung asal Dukuh Sangiran, Desa Krikilan, Kecamatan Kalijambe, Sragen, Sutarman, 41, sengaja datang dari Sangiran karena penasaran dengan temuan arca di Ngemplak. “Kalau di Sangiran kami sudah biasa dengan temuan fosil. Oleh karena itu kami penasaran ingin lihat arca, katanya banyak ditemukan di sini,” kata Sutarman, yang datang bersama keluarganya.

Sayangnya, mereka tidak mendapati arca di lokasi karena arca sudah dibawa ke Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jateng. Mereka hanya melihat batu kebo, struktur bata kuno, dan beberapa batu-batu kuno yang diduga merupakan situs, seperti batu lumpang.

Pengunjung lain asal Sawahan, Ngemplak, Lastri, 50, sengaja datang ke lokasi mengantar anak-anaknya yang penasaran dengan arca. “Mungkin dulu di sini ada kehidupan purbakala. Ada candi dan sebagainya. Beruntung sekali kalau Ngemplak bisa punya situs purbakala yang bisa dikunjungi wisatawan,” ujar Lastri.

Advertisement

Seperti diketahui, sejumlah benda purbakala ditemukan di Gunung Wijil seperti dua arca, dua yoni, struktur bata kuno, batu dengan relief wayang Janaka, dan batu kebo atau batu besar berukuran 4,5 meter x 4,5 meter. Sumarno menduga batu kebo itu adalah prasasti kuno. Dia bersama beberapa tenaga kerja terus menggali lokasi situs.

“Kemarin [Sabtu, 26/3] yang di lokasi batu kebo itu kami gali lagi. Kami temukan ada propilan berbentuk seperti batu meteor bawahnya bulat. Itu seperti prasasti zaman batu,” kata Sumarno.

Sumarno menceritakan sejak batu besar itu digali, setiap malam ada saja orang yang memanfaatkan temuan itu untuk kegiatan ritual. “Sejak temuan, ada sekitar lima orang yang selalu bikin ritual di dekat batu, pada dini hari. Hampir setiap hari. Saya ndak tahu maksudnya apa, ya saya biarkan saja.”

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif