Jogja
Minggu, 27 Maret 2016 - 08:20 WIB

EKONOMI KREATIF : Penjualan Online untuk Dongkrak Offline

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Rumah Warna 1&2: CEO dan Owner Rumah Warna Nanang Syaifurozi (kanan) ketika melihat pekerjaan para pegawainya di workshop Rumah Warna, Condongcatur, Depok, Sleman, Selasa (22/3/2016). (Kusnul Isti Qomah/JIBI/Harian Jogja)

Ekonomi kreatif pemanfaatan berbagai media diperlukan.

Harianjogja.com, SLEMAN—Pelaku usaha kreatif dituntut untuk terus mencari inovasi baru agar bertahan di dalam persaingan bisnis. Cara penjualan pun harus mengikuti kebiasaan target pasar.

Advertisement

CEO dan Owner Rumah Warna Nanang Syaifurozi mengatakan, pada 2015, bisnis yang ia jalankan mengalam goncangan dan penurunan omzet hingga 30%. Hal itu dialami penjualan offline di 72 gerai di seluruh Indonesia. Penurunan itu disinyalir karena kondisi perekonomian yang sedang melambat sehingga daya beli masyarakat turun.

“Lalu, kami berpikir inovasi apa yang harus dilakukan. Kami menganalisa, sekarangg ini sudah era digital dan perilaku masyarakat sudah membeli secara online,” ungkap dia ketika ditemui di Rumah Warna Creative Kingdom, Jl Sawitsari, Condongcatur, Depok, Sleman, Selasa (22/3/2016).

Kebiasaan itu terutama dilakukan oleh target pasar Rumah Warna yakni perempuan berusia 18-35 tahun. Ia mengatakan, generasi saat ini bukan lagi generasi yang suka mencari iklan di baliho. Oleh karena itu, sisi online lebih diperkuat lagi oleh Rumah Warna. Pertumbuhan bisnis secara online rupanya sangat baik yakni mencapai 500% hingga 1.000%.

Advertisement

Ia mengungkapkan, bisnis online ini juga untuk offline. Dengan mengenalkan melalui online, konsumen akan menjadi tahu keberadaan Rumah Warna. “Misal, ada pesanan online di Papua, kami bisa mengirimkan dari cabang kami di Sorong sekaligus mengenalkan kalau ada tokonya,” ungkap dia.

Ia berharap, keberadaan Rumah Warna semakin diketahui. Rumah Warna sudah ada sejak 14 tahun lalu berawal dari modal Rp20.000. Saat ini, Rumah Warna sudah berkembang menjadi 73 toko dan akan terus ditambah. Setiap toko, omzetnya rata-rata Rp40 juta hingga Rp70 juta. Rumah Warna juga melayani reseller dan sudah ada 2.000an reseller.

“Kami juga mengakomodasi 40an UKM yang ada di DIY. Kami menggunakan mereka dalam memproduksi barang-barang yang ada di Rumah Warna,” ujar dia.

Advertisement

Sebagai brand lokal, ia berharap semakin dikenal masyarakat dan kuat sehingga bisa bersaing terutama dengan barang-barang dari luar negeri. Hal ini pula yang menjadi senjata untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

Rumah Warna membuat Creative Kingdom agar konsumen mengetahui bagaimana proses pembuatan barang-barang di Rumah Warna. Hal ini digadang menjadi salah satu wisata edukasi. Tujuannya, untuk berbagi ilmu dan mengenalkan Rumah Warna.

“Kami akan membuka kunjungan produksi. Belajar bikin kaus bisa. Bisa bikin pernak pernik,” ungkap dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif