Soloraya
Jumat, 25 Maret 2016 - 15:30 WIB

BENDA BERSEJARAH BOYOLALI : Struktur Batu Bata Kuno di Giriroto Kembali Ditemukan

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga menunjukan dua arca yakni Arca Mahakala dan Arca Nandeswara yang ditemukan di areal persawahan Dukuh Gunung Wijil, Desa Giriroto, Ngemplak, Boyolali pada Selasa (22/3/2016). Foto diambil Rabu (23/3/2016). (Hijriyah Al Wakhidah/JIBI/Solopos)

Benda bersejarah Boyolali, struktur bata kuno kembali ditemukan di Gunung Wijil, Giriroto, Ngemplak, Boyolali.

Solopos.com, BOYOLALI–Struktur bata kuno kembali ditemukan di areal persawahan Gunung Wijil, Desa Giriroto, Kecamatan Ngemplak, Boyolali, Jumat (25/3/2016).

Advertisement

Struktur bata kuno itu ditemukan pada jarak 30 meter ke arah timur dari temuan pertama, yang juga berupa struktur bata kuno dan dua arca. Seperti diketahui, pada Selasa (22/3/2016), sejumlah benda purbakala ditemukan di Giriroto di antaranya dua arca, dua yoni, batu dengan relief wayang tokoh Janaka, serta tumpukan batu bata kuno. Benda-benda itu ditemukan di sawah milik warga Kismoyoso, Ngemplak, Haji Soleh, dan lahan milik Sumarno.

“Hari ini kami menggali tanah tempat penemuan yoni. Di lokasi ini juga ada struktur bata kuno, tetapi belum ada arca yang kami temukan. Trap-trapan batu bata terlihat sangat jelas. Penggalian masih berlangsung,” kata Sumarno, kepada Solopos.com, Jumat (25/3/2016).

Sementara itu, dua arca yang ditemukan pada Selasa lalu, di bawa ke Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jateng di Prambanan. Dua arca akan diteliti lagi. BPCB akan meneliti kembali identitas arca yang sebelumnya disebut sebagai arca Mahakala. “Kalau melihat gaya dan ornamen, arca itu berasal dari abad 8 masehi. Yang satu arca Nandeswara tetapi satu arca lagi [sebelumnya disebut Mahakala] harus diteliti lagi, kami harus melihat lebih detil atribut dan ornamen dalam arca tersebut untuk tahu jenis arca,” kata Kasi Pelestarian Pengembangan dan Pemanfaatan BPCB Jateng, Gutomo, saat dihubungi Solopos.com.

Advertisement

Terkait struktur bangunan dari batu bata, Gutomo menjelaskan sebelumnya sudah ada candi di Jateng menggunakan batu-bata sebagai fondasi bangunan, semisal di Candi Sewu. Sedangkan struktur utama candi di Jateng biasanya berupa batu.

“Penggunaan batu bata sebagai struktur utama bangunan candi baru banyak digunakan saat peradaban Mataram kuno pindah ke wilayah Jawa Timur.”
Berdasar identifikasi awal, ia menduga situs yang ditemukan di tengah persawahan tersebut adalah struktur bangunan candi.  Namun untuk memastikan identifikasi jenis situs tersebut, BPCB berencana menggali lokasi temuan, awal April mendatang.

Di satu sisi, temuan situs purbakala di wilayah Ngemplak adalah kali pertama. Di Boyolali, temuan benda purbakala sebelumnya lebih banyak berada di wilayah Mojosongo dan Banyudono. “Bisa jadi ada kaitannya dengan temuan-temuan sebelumnya. Memang Boyolali ini termasuk konsentrasi tinggi untuk temuan benda-benda purbakala zaman Hindu. Di Ngemplak, ini kali pertama ditemukan,” kata Gutomo.

Advertisement

Sebelumnya, seorang anggota staf BPCB Jateng di Prambanan, Bagus Mujiyanto, yang meninjau lokasi temuan kali pertama, meminta pemilik lahan menutup kembali galian tanah tempat ditemukannya dua arca Mahakala dan Nandeswara serta struktur bata kuno. “Yang penting kawasan ini sudah kami potret. Bahkan sudah ada media yang meliput temuan ini. Demi keamanan, lebih baik lokasi yang sudah digali itu ditutup dulu,” kata Bagus.

Namun, Sumarno masih nekat menggali lokasi temuan karena penasaran. “Ini tetap kami gali pelan-pelan. Kami sangat penasaran. Masak mau didiamkan saja,” kata Sumarno.

Warga yang kebanyakan adalah anak-anak usia sekolah memadati lokasi penemuan arca yang sedianya akan dibangun perumahan. Mereka penasaran dengan benda purbakala yang ditemukan. “Sayang sekali, dua arca sudah dibawa ke BPCB. Seandainya boleh disimpan dulu di sini kan anak-anak bisa lihat,” imbuh Sumarno.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif