Jogja
Rabu, 23 Maret 2016 - 15:55 WIB

PASAR TRADISIONAL : Delapan Pasar Tradisional akan Dibangun Ulang

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pedagang kebutuhan pokok di Pasar Argosari Gunungkidul. (JIBI/Harian Jogja/David Kurniawan)

Pasar tradisional di Gunungkidul akan dibangun

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Pemerintah Kabupaten Gunungkidul berencana membangunan delapan pasar tradisional. Total anggaran yang dibutuhkan untuk pembangunan itu mencapai Rp12,5 miliar.

Advertisement

Delapan pasar yang akan dibangun meliputi penyempurnaan pembangunan Pasar Semin; pembangunan area parkir Pasar Hewan Siyono; pembangunan Pasar Tengeran, Gedangrejo, Karangmojo; penyempurnaan pembangunan Pasar Hewan Munggi, Semanu; pembangunan kios Pasar Baran, Rongkop. Selanjutnya ada Pasar Jimbranan, Tambakromo, Ponjong; pembangunan Pasar Pakewan, Munggi, Semanu dan pembangunan Pasar Trowono, Karangasem, Paliyan.

Kepala Kantor Pengelolaan Pasar Gunungkidul Widagdo mengatakan, saat ini jumlah pasar tradisional yang dimiliki pemkab mencapai 36 unit yang tersebar di sejumlah kecamatan.

Jika ditilik dari kondisi, masyoritas pasar sudah dalam kondisi bagus. Meski demikian, tahun ini masih dianggarkan dana untuk program revitaslisasi pasar yang belum baik.

Advertisement

“Jumlahnya sekitar Rp12,5 miliar. Dana ini diperoleh baik dari APBD kabupaten, provinsi dan tugas pembantuan dari pemerintah pusat,” kata Widagdo saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (22/3/2016).

Dia menjelaskan, program revitalisasi merupakan bagian untuk menghidupkan kembali pasar sebagai urat nadi perekonomian di masyarakat. Adanya bangunan yang lebih representatif bisa memberikan kenyamanan baik itu untuk pengunjung atau pedagang.

“Mudah-mudahan dengan kondisi bangunan atau lokasi yang bagus maka geliat perekonomian bisa tumbuh berkembang,” katanya.

Advertisement

Widagdo menambahkan, proses pembangunan pasar tidak semuanya ditangani oleh Kantor Pengelolaan Pasar. Sebab dua pasar yang dibangun dengan dana tugas pembantuan dari pusat ditangani oleh Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi Energi Sumber Daya Mineral.

“Pasar Tengeran, Karangmojo dan Trowono bukan kita yang menangani karena kewenangannya ada di diseperidagkop ESDM,” ungkapnya.

Meski tidak ikut mengurusi pembangunan, Widagdo mengaku tetap berpartisipasi dalam sosialisasi kepada pedagang. harapannya dengan proses pendekatan yang benar maka pembangunan bisa berjalan lancar.

“Misalnya di pertengahan Februari lalu kami memberikan sosialisasi kepada pedagang di Pasar Tengeran tentang rencana pembangunan,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif