Jogja
Selasa, 22 Maret 2016 - 10:57 WIB

SEKOLAH PEREMPUAN : Perempuan Gunungkidul Diajak Kembangkan Wawasan

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Hasil kerajinan industri rumahan di Gunungkidul (Ujang Hasanudin/JIBI/Harian Jogja)

Sekolah perempuan di Gunungkidul mengajak perempuan mengembangkan wawasan

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL— Bekerjasama dengan Yayasan Satu Nama, pemerintah Kabupaten Gunungkidul mengajak kaum perempuan untuk berperan serta dalam pembangunan dan kemajuan desa.

Advertisement

Program yang diusung oleh Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMPKB) tersebut akhirnya melaunching Sekolah Perempuan di Balai Desa Dengok, Playen, Senin (21/3/2016).

Kepala BPMPKB, Sujoko mengungkapkan saat ini sudah saatnya kaum perempuan mengubah pemikiran bahwa tak selamanya mereka selalu menjadi second gender. Perempuan juga harus memiliki wawasan yang luas terhadap dunia luar.

“Dengan program ini diharapkan kaum perempuan dapat mengembangkan wawasan dan dapat menyumbangkan pemikirannya  terhadap kemajuan desa,” kata dia saat dijumpai usai acara, Senin (21/3/2016).

Advertisement

Selain itu ia juga berharap sekolah perempuan yang mekanismenya dilakukan dengan bermusyawarah tersebut dapat mendorong kaum perempuan untuk berpartisipasi dan memiliki kiprah dalam setiap rencana pembangunan desa. Sehingga perempuan dapat berdaya dan tak lagi hanya menjadi konco wingking.

Hal serupa diutarakan oleh Koordinator Sekolah Perempuan Nunung Qomariyah. Ia mengatakan bahwa peran perempuan dalam lingkup pemerintahan sebuah desa masih sangat kecil. Hal tersebut akhirnya mendorong pihaknya untuk melibatkan perempuan dalam setiap kebijakan yang diambil oleh pemerintah desa.

“Persoalan perempuan selama ini tidak pernah disuarakan. Dengan sekolah ini nantinya mereka memiliki ruang untuk berpartisipasi, menambah wawasan, sehingga berani bersuara,” kata dia.

Advertisement

Ia melanjutkan, kaum perempuan memiliki kepentingan yang tak hanya terkait dengan kehidupan rumah tangga, namun juga persoalan ekonomi, politik, dimana kepentingan tersebut harus disuarakan.

Nantinya, sebanyak 30 perempuan  akan mengikuti program sekolah yang akan dijalankan selama dua tahun dengan intensitas pertemuan setiap dua minggu satu kali. Tak menutup kemungkinan program yang baru dilaksanakan pertama kali tersebut akan merata di semua kecamatan di Gunungkidul

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif