Jogja
Selasa, 22 Maret 2016 - 12:20 WIB

MASALAH SAMPAH : Bantul Kekurangan Armada untuk Buang Sampah dari Pantai Selatan

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Masalah sampah di Bantul di antaranya kekurangan armada

Harianjogja.com, BANTUL- Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Dinbudpar) Kabupaten Bantul butuh armada untuk mengangkut sampah-sampah dari daerah pantai selatan.

Advertisement

Sekretaris Dinbudpar, Lies Ratriana mengatakan selama ini Dinbudpar memang sudah bekerjasama dengan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) dengan menggunakan truk untuk mengangkut sampah menuju Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan, namun minimnya armada sering kali membuat kendala tersendiri.

Sementara untuk armada lain seperti motor bak terbuka untuk mengusung sampah dari pantai menuju tempat pembuangan sampah sementara di Parangtritis juga terbatas.

“Jumlah armadanya memang terbatas, jadi untuk mengusung sampah yang begitu banyak harus dilakukan beberapa kali, untuk motor bak terbuka hanya digunakan untuk ke pembuangan sampah sementara. Beberapa armada tersebut harus sudah dilakukan maintenance dan perawatan ekstra karena kendaraan rusak terkena angin laut sehingga mengalami kerusakan akibat korosif,” ujar Lies, Jumat (19/3/2016).

Advertisement

Sampah harian di pantai selatan cukup banyak, apalagi jika di daerah utara hujan. Sampah yang terbawa banjir akan sangat menumpuk, sehingga menjadikan pekerjaan tambahan untuk  petugas kebersihan.

Koordinator Unit Pelaksana Kegiatan Parangtritis, Suramta mengatakan setiap ada banjir, keesokan harinya pasti kiriman sampah akan sampai di pantai. Jumlahnya bisa mencapai 20-30 kali lipat dari jumlah sampah pada hari biasa.

“Sampah akibat banjir yang menumpuk di pantai bisa berkali-kali lipat, volumenya bisa meningkat hingga 20-30 kali. Butuh waktu dan tenaga ekstra dari para petugas untuk membersihkan sampah-sampah tersebut,” ujar Suramta.

Advertisement

Jika melihat sampah yang sangat banyak setelah banjir, tampaknya sejumlah alat berat juga diperlukan. “Seperti di Kuta, saat musim-musim tertentu juga kiriman sampah menggunung di Pantai Kuta. Namun sejumlah alat berat sudah dimiliki oleh pemerintah daerah setempat, hal tersebut sangat memudahkan dalam mengatasi masalah sampah yang ada di pantai,” tambah Lies.

Kabupaten bantul memang hanya saat-saat tertentu saja mendapat kiriman sampah, contohnya saat musim hujan yang menyebabkan banjir. Untuk saat ini memang dirasa alat berat yang harganya miliaran rupiah tersebut belum menjadi prioritas utama.

“Alat berat harganya sangat mahal, namun fungsinya sangat efektif dan efisien sekali untuk membersihkan sampah di pantai. Saat ini mungkin itu belum menjadi prioritas utama, namun nanti jika pantai Parangtritis akan dijadikan tempat pariwisata unggulan dengan pengelolaan yang lebih baik, tampaknya kita harus beli alat berat. Sebagai kewajiban untuk mendukung segala rencana tempat pariwisata unggulan,” tambahnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif