News
Selasa, 22 Maret 2016 - 11:00 WIB

HARGA EMAS HARI INI : Dolar AS Menguat, Harga Emas Comex Tertekan

Redaksi Solopos.com  /  Evi Handayani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi emas batangan (JIBI/Bisnis)

Harga emas hari ini divisi Comex tertekan oleh penguatan dolar AS.

Solopos.com, JAKARTA — Emas berjangka di divisi Comex New York Mercantile Exchange berakhir lebih rendah pada Senin (21/3/2016) atau Selasa (22/3/2016), pagi WIB, karena penguatan dolar AS dan keuntungan di bursa saham yang menekan logam mulia.

Advertisement

Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman April turun US$10,1 atau 0,81%, menjadi menetap di US$1.244,20 per ounce.

Emas berada di bawah tekanan karena, indeks Dow Jones Industrial Average di bursa AS naik 28 poin atau 0,16%.

Para analis mencatat bahwa ketika saham membukukan kerugian maka logam mulia biasanya naik, karena investor mencari tempat yang aman, sementara ketika ekuitas AS membukukan keuntungan biasanya logam mulia turun.

Advertisement

Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap sekeranjang mata uang utama, naik pada Senin. Emas dan dolar biasanya bergerak berlawanan arah, yang berarti jika dolar naik maka emas berjangka akan jatuh karena emas yang diukur dengan dolar menjadi lebih mahal bagi investor.

Dennis Lockhart, Presiden Fed Atlanta, mengatakan pada Senin bahwa pertumbuhan ekonomi AS yang mantap bisa membenarkan kenaikan suku bunga jangka pendek secepatnya setelah pertemuan April, seperti dikutip Antara, Selasa.

Juga pada Senin, Presiden Fed San Francisco John Williams mengatakan ia akan mendukung kenaikan suku bunga pada April jika ekonomi AS terus berkinerja dengan baik.

Advertisement

Namun, logam mulia dicegah dari kejatuhan lebih lanjut karena Asosiasi Nasional Makelar Perumahan AS (NAR) mengatakan dalam sebuah laporannya bahwa penjualan “existing home” (rumah yang sebelumnya telah dimiliki atau rumah yang sudah dibangun sebelumnya selama satu bulan atau dikenal juga dengan home resales/rumah bekas) turun 7,1% selama Februari ke tingkat tahunan 5,08 juta unit.

Para analis mencatat bahwa laporan ini jauh lebih buruk dari yang diharapkan dan bahwa semua daerah menunjukkan pelemahan selama sebulan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif