Jogja
Selasa, 22 Maret 2016 - 03:40 WIB

ANTISIPASI BANJIR : DPUP Klaim Drainase Sleman Normal

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pelajar SMP menerobos banjir. (JIBI/Solopos/Antara)

Terjadinya banjir di Sleman disebabkan adanya penyumbatan di sejumlah drainase.

 
Harianjogja.com, SLEMAN- Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan (DPUP) Sleman mengklaim kondisi drainase di wilayahnya masih layak dan berfungsi normal. Terjadinya banjir di Sleman disebabkan adanya penyumbatan di sejumlah drainase.

Advertisement

Kepala Bidang Ciptakarya DPUP Sleman, Jenu Santoso menjelaskan, keberadaan drainase bukan faktor utama terjadinya banjir. Namun ia mengakui terjadi penyumbatan di beberapa titik drainase yang mengakibatkan saluran air tidak lancar. “Benda-benda penyumbat drainase rata-rata berupa sampah alami, seperti daun dan material tanah serta pasir. Itu yang menyebabkan air sungai meluap ke pemukiman. Tapi secara umum kondisi drainase normal,” tuturnya saat ditemui di kantor dinas, Senin (21/3).

Ia mengemukakan, struktur drainase di hulu memang lebih kecil dari pada di hilir. Sebab drainase di wilayah hulu sengaja dirancang untuk tidak langsung menampung air hujan. Pada dasarnya, menurut Jenu, air hujan harus diserap lebih dulu oleh tanah dan tumbuhan di wilayah penyangga, seperti Turi, Cangkringan, dan Pakem.
Hal tersebut sesuai dengan Peraturan Menteri PU Nomor 11/PRT/M/2014 dan Peraturan Gubernur menganai penghematan energi dan air.

Selain drainase, ujarnya, untuk menampung air hujan DPUP sengaja membangun sumur resapan dan embung. “Sebenarnya kalau dari segi standar pelayanan banjir, Sleman dan DIY masih aman. Kita belum masuk dalam kategori genangan banjir,” ujar Jenu.

Advertisement

Standar genangan dikategorikan banjir meliputi genangan setinggi 30 cm selama dua jam, minimal terjadi dua kali dalam setahun dengan luas genangan dua hektar. Jenu menyampaikan, sebetulnya genangan tidak pernah bisa dihilangkan. “Yang dapat dilakukan adalah mengantisipasi banjir. Di antaranya dengan menjaga kebersihan dan memelihara fasilitas aliran dengan baik, seperti drainase dan sungai,” katanya.

Sebelumnya Kepala Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Sleman, Julisetiono Dwi Wasito sempat mengemukakan, penyebab banjir tempo hari disebabkan oleh tiga hal. Antara lain luas lahan hijau yang menyempit, kondisi drainase, dan pembangunan fisik yang berlebihan.

“Perlu ada perbaikan di berbagai sisi. Agar ke depannya bencana banjir dapat diantisipasi sebaik mungkin. Misalnya dengan menandai banjir,” papar Juli.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif