Jogja
Senin, 21 Maret 2016 - 11:20 WIB

TRADISI GUNUNGKIDUL : Festival Dewi Sri Bagikan 1.000 Nasi Bungkus

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sejumlah mahasiswa seni dari UNY mementaskan cerita tentang Dewi Sri dalam rangkaian kegiatan Festival Dewi Sri di Dusun Plumbungan, Desa Putat, Patuk. Sabtu (18/3/2016). (David Kurniawan/JIBI/Harian Jogja)

Tradisi Gunungkidul berupa selamatan hasil panen digelar di Putat

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Sedikitnya 1.000 nasi bungkus dibagikan ke masyarakat dalam penyelenggaraan Festival Dewi Sri 2016 di Dusun Plumbungan, Desa Putat, Kecamatan Patuk, Sabtu (19/3/2016). Festival yang digelar setiap tahun ini merupakan bentuk syukur atas hasil panen yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.

Advertisement

Pelaksanaan festival dimulai dengan kirab budaya yang dilakukan oleh warga setempat. Sebagai wujud syukur, kirab yang membawa gunungan berisikan hasil bumi ini diarak keliling kampung.

Pascakirab, masyarakat yang hadir diberikan nasi bungkus yang berisikan suwiran ayam kampung dengan telur yang dicampur dengan urapan. Oleh warga sekitar bungkusan nasi ini dikenal dengan nama sego wiwit.

Kepala Dusun Plumbungan, Sulisyo mengatakan,sego wiwit memiliki makna sebagai awal untuk masa panen. Selain sebagai bentuk kebersamaan, pembagian nasi itu juga sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan panen yang diberikan.

Advertisement

“Pokoknya semua dari warga dan untuk warga. Mulai dari iuran untuk nasi hingga proses makannya dilakukan oleh seluruh warga, khususnya di Dusun Plumbungan,” kata Sulistiyo kepada wartawan, Sabtu kemarin.

Dia menjelaskan, pelaksanaan Festival Dewi Sri digelar setiap tahun, tepatnya saat memasuki masa panen yang pertama. Untuk kegiatan tahun ini, selain pembagian sego wiwit sejumlah 1.000 bungkus juga diisi dengan pentas seni dari mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta.

Dalam aksi teatrikal itu, puluhan mahasiswa seni UNY menampilkan cerita tentang legenda Dewi Sri yang berkaitan erat dengan asal usul tanaman padi. Namun menurut Sulistiyo, inti dari kegiatan ini meminta kepada Tuhan agar ke depannya diberikan panen yang lebih baik ketimbang panen yang sekarang.

Advertisement

“Kami terus berharap dan mudah-mudahan doa kami bisa dikabulkan sehingga panen yang dihasilkan bisa lebih baik,” ungkapnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif