News
Senin, 21 Maret 2016 - 21:30 WIB

KURS RUPIAH : Bisa Tinggalkan Rp13.000/dolar AS, Penguatan Rupiah Ditahan BI

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Menghitung Uang Pecahan Rp100.000 (Dok/JIBI/Bisnis)

Kurs rupiah mampu menguat hingga meninggalkan Rp13.000/dolar AS, tapi BI menahannya.

Solopos.com, JAKARTA — Bank Indonesia (BI) menahan nilai tukar rupiah agar tidak menguat terlalu tajam ke level di bawah Rp13.000/dolar AS. Padahal, rupiah diyakini mampu menguat lebih tinggi.

Advertisement

Kepala Ekonom PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Anton Gunawan mempercayai rupiah bisa menguat hingga di bawah Rp13.000/dolar AS. Namun, BI menahan laju penguatan rupiah sehingga penguatan tidak terjadi dalam waktu cepat. Dia menilai langkah BI menahan laju penguatan rupiah sebagai keputusan yang tepat.

“Bisa sebenarnya [rupiah menguat di bawah Rp13.000/dolar AS], tapi tidak dilakukan sekarang ini,” katanya seusai Acara Diskusi Ekonomi bertajuk Konsultasi International Monetary Fund (IMF) Pasal IV 2015 dengan Indonesia di Jakarta, Senin (21/3/2016).

Anton menuturkan level fundamental rupiah sangat dinamis tergantung pada beberapa indikator seperti hasil perdagangan Indonesia dan pergerakan mata uang negara lain. Secara umum dia menilai level fundamental rupiah berada pada kisaran Rp13.600 hingga Rp13.700/dolar AS.

Advertisement

Pergerakan rupiah sepanjang 2015 relatif stabil di level Rp13.000-an. Rupiah sempat melemah hingga Rp14.000-an/dolar AS, namun hanya sebentar. Kemudian rupiah kembali ke level Rp13.400 hingga Rp13.600 per Dolar AS.

Beberapa ekonom termasuk Bank Mandiri memproyeksikan rupiah di atas Rp14.000/dolar pada tahun ini. Menurut dia, proyeksi ini perlu dirubah sesuai dengan perkembangan ekonomi saat ini.

Rupiah melemah 35 poin atau 0,27% ke level Rp13.152/dolar AS pada penutupan perdagangan Senin ini. Pergerakan rupiah sepanjang hari antara Rp13.118 hingga Rp13.183/dolar AS.

Advertisement

Analis Riset Panin Sekuritas Purwoko Sartono mengatakan pelemahan rupiah merupakan imbas dari suku bunga yang diturunkan. “Orang akan cari pasar yang bisa berikan bunga menarik [misal] ditaruh di deposito atau obligasi,” jelasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif