News
Senin, 21 Maret 2016 - 17:30 WIB

KASUS HAMBALANG : SBY Vs Jokowi? Ketua DPD: Jangan Suuzan!

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin (kedua dari kanan), Ketua DPD Irman Gusman (kedua dari kiri) memasuki area pembukaaan Munas MUI ke-9 di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (25/8/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Zabur Karuru)

Kasus Hambalang membuat proyek itu terhenti. Kunjungan Jokowi ke Hambalang dinilai sebagai babak baru SBY vs Jokowi. Ketua DPD angkat bicara.

Solopos.com,JAKARTA — Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Irman Gusman, mengatakan berhentinya proyek Hambalang bukan karena perintah dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Dia pun meminta publik tidak berprasangka buruk terkait hubungan SBY dengan Jokowi.

Advertisement

“Masalah Hambalang itu kan, tidak jalan bukan karena pemerintah [SBY], tapi ada masalah di KPK dan DPR juga,” ujar Irman Gusman saat ditemui Bisnis/JIBI di Kompleks Parlemen, Senin (21/3/2016).

Pekan lalu, Presiden Jokowi mengunjungi kompleks Hambalang yang merupakan salah satu bekas proyek peninggalan SBY. Namun, banyak yang menilai apa yang dilakukan Jokowi merupakan bentuk sindiran terhadap SBY.

Menanggapi hal tersebut, Irman menuturkan, adanya saling sindir antar Presiden Jokowi dan SBY merupakan hal yang cukup lumrah saat ini. “Dalam dunia demokrasi ini kita harus dibebaskan berpendapat, bersikap,” tuturnya.

Advertisement

Menurutnya, apa yang dilakukan oleh SBY dan partainya dengan melakukan Tour de Java merupakan salah satu cara yang sah untuk menarik aspirasi rakyat. “Jadi apa yang dilakukan SBY untuk melalukan safari, sah-sah saja. Dalam kapasitas sebagai Ketum untuk menarik aspirasi,” tuturnya.

Begitu pula dengan yang dilakukan Jokowi. “Yang dilakukan Jokowi juga saat mengunjungi Hambalang, kita harus sikapi yang baik saja. Mungkin saja kunjungan itu dalam rangka persiapan Asian Games 2018. Jadi fasilitas-fasilitas yang terhenti, bisa dilanjutkan,” ujar Iman.

Dia menekankan agar publik tidak berprasangka buruk dan menjaga hubungan kedua tokoh itu. “Jadi kita enggak boleh suuzan. Silakan. Kita harus menjaga hubungan presiden sekarang dan sebelumnya.”

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif