Soloraya
Minggu, 20 Maret 2016 - 16:15 WIB

KEBAKARAN SRAGEN : Lab Bahasa BLK Sragen Terbakar, 20 Unit Komputer Ludes

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi kebakaran (backgroundpictures.org)

Kebakaran Sragen terjadi di ruang lab bahasa BLK Sragen.

Solopos.com, SRAGEN–Ruang Laboratorium Bahasa di Balai Latihan Kerja (BLK) Kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Sragen di kompleks Technopark Sragen terbakar, Sabtu (19/3/2016) dini hari. Sebanyak 20 unit komputer, tiga unit air conditioner (AC) dan satu perangkat proyektor berikut sejumlah meja dan kursi dimakan si jago merah.

Advertisement

Kebakaran itu kali pertama diketahui dua petugas keamanan yakni Sunarwan Basuki, 30, warga Dayu, Jurangjero, Karangmalang, Sragen, dan Tri Kartono, 30, warga Terik, Plumbungan, Karangmalang, Sragen. Keduanya dikejutkan dengan suara gaduh di Ruang Laboratorium Bahasa yang kedap udara sekitar pukul 03.30 WIB. Saat mengecek ke lokasi, diketahui pintu kaca Ruang Laboratorium Bahasa sudah pecah. Keduanya juga melihat kepulan asap dan kobaran api. Keduanya berusaha memadamkan api dengan alat pemadam api ringan (APAR). Akan tetapi, upaya kedua keduanya untuk memadamkan api tidak berhasil. Keduanya lantas meminta bantuan petugas pemadam kebakaran (damkar). Dua unit mobil damkar tiba di lokasi. Dibutuhkan waktu sekitar 30 menit bagi petugas damkar untuk memadamkan api.

Kepala Disnakertrans Sragen, Sarwoko, mengatakan di lantai ruangan itu terdapat karpet yang mudah terbakar. Menurutnya, komputer yang terbakar itu merupakan produk lama yang pengadaannya dilakukan pada 2007 silam. ”Setelah dicek, masih ada beberapa dari komputer yang masih dipakai. Sebagian komputer sudah rusak terbakar bersama AC dan proyektor,” terang Sarwoko kepada Solopos.com, Minggu (20/3/2016).

Laboratorium bahasa itu, kata Sarwoko, biasa digunakan tiga kali dalam setahun. Laboratorium bahasa berukuran sekitar 45 meter persegi itu biasa dimanfaatkan oleh warga sebelum memasuki masa kerja. Biasanya penggunaan laboratorium bahasa itu berlangsung selama dua bulan. ”Kami sudah melaporkan kejadian ini kepada Pak Bupati. Untuk sementara, pelatihan komputer dan bahasa bisa dialihkan di Balai Diklat. Saya sudah berkoordinasi dengan pimpinan Balai Diklat,” jelas Sarwoko.

Advertisement

Sarwoko mengaku tidak tahu penyebab kebakaran di laboratorium bahasa itu. Berdasar olah tempat kejadian perkara, polisi menyimpulkan kebakaran itu diduga berasal dari hubungan arus pendek listrik. Polisi menaksir kerugian akibat kebakaran itu mencapai Rp220 juta. ”Kalau menurut saya, kerugian tidak sebesar itu. Perkiraan saya ya sekitar Rp100 juta,” papar Sarwoko.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif