Fenomena equinox dikabarkan juga akan melanda Indonesia. Bagaimana komentar BMKG?
Solopos.com, SOLO – Fenomena equinox yang menyebabkan naiknya suhu udara sempat menghebohkan warga Indonesia. Badan Meteorologi Kimatologi dan Geofisika (BMKG) memberikan jawaban terkait fenomena alam tersebut.
BKMG melalui akun Twitter resminya, Jumat (18/3/2016), menjelaskan equinox adalah salah satu fenomena astronomi di mana matahari melintasi garis khatulistiwa dan secara periodik berlangsung dua kali dalam setahun yaitu tanggal 21 Maret dan 23 September.
Saat fenomena ini berlangsung, durasi siang dan malam di seluruh bagian bumi hampir relatif sama, termasuk wilayah yang berada di subtropis bagian utara maupun selatan.
Keberadaan fenomena tersebut tidak selalu mengakibatkan peningkatan suhu udara secara drastis. Kita bisa mengetahui suhu rata-rata di wilayah Indonesia adalah 32-36 derajat celcius.
Dijelaskan oleh BMKG equinox merupakan fenomena seperti heat wave yang terjadi di Afrika dan Timur Tengah yang dapat mengakibatkan peningkatan suhu udara secara besar dan bertahan lama.
BMKG mengimbau masyarakat untuk tidak perlu mengkhawatirkan dampak dari equinox, sebagaimana yang disebutkan dalam isu yang berkembang.
Secara umum kondisi cuaca di beberapa wilayah di Indonesia cenderung kering. Beberapa tempat seperti di Sumatra bagian utara mulai memasuki musim kemarau. BMKG mengingatkan masyarakat tetap mengantisipasi kondisi cuaca cukup panas dengan meningkatkan daya tahan tubuh dan tetap menjaga kesehatan keluarga serta lingkungan.