News
Rabu, 16 Maret 2016 - 11:10 WIB

HARGA EMAS HARI INI : Harga Emas Comex Dibuka Melemah

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - emas batangan (JIBI/Bisnis.com)

Harga emas hari ini untuk acuan Comex melemah.

Solopos.com, NEW YORK – Emas berjangka di divisi Comex New York Mercantile Exchange berakhir turun pada Selasa (Rabu pagi WIB), tertekan penguatan dolar Amerika Serikat menjelang konferensi pers keputusan pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) Amerika Serikat yang dijadwalkan Rabu.

Advertisement

Dilansir Antara mengutip laporan Xinhua, Rabu (16/3/2016), kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman April turun 14,1 dolar AS atau 1,13 persen, menjadi menetap di 1.231 dolar Amerika Serikat per ounce. Indeks dolar AS naik 0,07 persen menjadi 96,64 pada pukul 17.50 GMT. Indeks adalah ukuran dari dolar terhadap sekeranjang mata uang utama. Emas dan dolar biasanya bergerak berlawanan arah, yang berarti jika dolar naik maka emas berjangka akan jatuh, karena emas yang diukur dengan dolar menjadi lebih mahal bagi investor.

Meskipun dolar AS menguat, Dow Jones Industrial Average AS turun delapan poin atau 0,05 persen pada pukul 18.50 GMT. Departemen Tenaga Kerja AS pada Selasa merilis sebuah laporan yang menunjukkan indeks harga produsen turun 0,2 persen secara keseluruhan selama Februari, dan naik 0,1 persen pada ex-makanan/energi/jasa. Angka-angka tersebut seperti yang diharapkan dan tidak berkontribusi pada perubahan harga emas, tetapi kemungkinan akan menjadi faktor yang diperhitungkan dalam pembuatan keputusan Fed selama pertemuan FOMC.

Emas mendapat dukungan ketika laporan lain yang dirilis oleh Departemen Tenaga Kerja menunjukkan penjualan ritel lebih lemah dari perkiraan, dengan penjualan ritel Februari jatuh sebesar 0,1 persen, namun terjadi revisi turun besar untuk penjualan ritel Januari. Penjualan ritel Januari telah direvisi turun menjadi 0,4 persen, dibandingkan dengan semula untuk kenaikan 0,2 persen.

Advertisement

Para investor sedang menunggu hasil dari pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal yang akan dirilis pada Rabu waktu setempat. Analis memperkirakan Fed bermaksud menyerap sekitar 2,5 triliun dolar AS dari kelebihan cadangan di perbankan karena ekonomi AS mulai pulih. Bank-bank menjadi lebih berani mengambil risiko dalam ekonomi yang “bullish” (bergairah), dan sebagai hasilnya berpotensi melepaskan beberapa kelebihan cadangan mereka, membanjiri ekonomi dengan uang tunai, sehingga menyebabkan inflasi.

 

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif