Jogja
Rabu, 16 Maret 2016 - 12:55 WIB

DANA DESA : Perangkat Desa Tak Betah di Balai Desa Jadi Penyebab Pencairan Dana Terlambat

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Suasana Balai Desa Wonosari yang digunakan untuk hajatan warga Rabu (6/8/2014). (David Kurniawan/JIBI/Harian Jogja)

Dana desa di Gunungkidul belum dicairkan di 24 desa

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL– Sedikitnya ada 24 desa di Gunungkidul yang belum bisa mencairkan Alokasi Dana Desa (ADD) dari Pemerintah Kabupaten di tahun ini.

Advertisement

Banyak faktor yang membuat proses itu menjadi terhambat, selain karena penyusunan Anggaran Pendapatan Belanja Desa yang belum kelar. Masalah ini muncul juga disebabkan faktor lain seperti etos kerja perangkat hingga sumber daya manusia yang dimiliki di masing-masing desa.

Ketua Paguyuban Camat Gunungkidul Iswandoyo mengatakan, proses penyusunan APBDes bukan barang baru bagi pemerintah desa. Pasalnya setiap tahun desa sudah disibukan dengan urusan rencana penganggaran dan program kerja dalam satu tahun ke depan.

Namun faktanya, hingga sekarang masih saja ada desa yang kesulitan menyusun program kerja dalam APBDes.

Advertisement

“Yang membedakan terletak pada anggaran yang diterima, karena sejak 2015 lalu alokasi yang diterima meningkat pesat seiring dicairkannya dana desa dari pemerintah pusat,” kata Iswandoyo, Selasa (15/3/2016).

Dia berpendapat, ada beberapa faktor yang membuat penyusunan APBDes yang terhambat. Selain regulasi yang berkaitan dengan alokasi anggaran yang baru turun di akhir tahun, faktor lain erat kaitannya dengan budaya kerja dan SDM sehingga berpengaruh terhadap kinerja di desa.

“Masalahnya sangat komplek. Tapi perlahan-lahan harus dibenahi sehingga ketepatan penyusunan bisa dicapai sehingga dana yang cair bisa tepat waktu,” ujarnya.

Advertisement

Iswandoyo tidak menampik, molornya pembahasan tidak terjadi di seluruh desa. Namun kondisi ini harus diperhatikan bersama agar ke depannya penyusunan bisa selesai tepat waktu secara bersamaan.

Dia mengakui, suasana kerja di desa belum kondusif sehingga banyak perangkat yang tidak kerasan berlama-lama di kantor balai desa. Secara tidak langsung masalah ini akan berpengaruh terhadap kinerja, salah satunya akan berpengaruh terhadap penyusunan APBDes.

“Bagaimana bisa kerja, kalau sering di luar. Jadi kondisi ini harus dibenahi, salah satunya dengan membuat kantor bisa lebih hidup dan nyaman, caranya dengan melengkapi berbagai fasilitas yang ada. Saya yakin, jika ini bisa diwujudkan maka pegawai akan betah di kantor dan dampaknya akan terlihat dari kinerja yang lebih maksimal,” kata Camat Wonosari ini.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif