Jogja
Selasa, 15 Maret 2016 - 17:20 WIB

KASUS DBD KULONPROGO : Fogging Sudah Menyasar Tujuh Lokasi

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi foging atau pengasapan untuk memutus siklus hidup nyamuk. (JIBI/Solopos/Antara/Syaiful Arif)

Kasus DBD Kulonprogo sudah dilakukan di tujuh lokasi

Harianjogja.com, KULONPROGO -Hingga pekan lalu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kulonprogo telah melaksanakan kegiatan fogging atau pengasapan nyamuk di tujuh lokasi. Setiap lokasi mendapatkan jatah fogging sebanyak dua kali dengan selang waktu setidaknya sepekan.

Advertisement

Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinkes Kulonprogo, Baning Rahayujati mengatakan, fogging memang harus dilakukan dua kali agar hasilnya lebih maksimal.

Diharapkan, nyamuk yang baru lahir setelah fogging pertama bisa mati pada fogging kedua. “Kita sudah fogging di wilayah Sentolo, Pengasih, dan Wates,” ungkap Baning, Senin (14/3/2016).

Menurut Baning, ketiga wilayah tersebut memang dianggap paling rawan kasus demam berdarah degue (DBD). Kulonprogo bagian selatan dinilai menyajikan lingkungan yang relatif kondusif bagi perkembang biakan nyamuk aedes aegypty, misalnya tingkat kepadatan penduduk.

Advertisement

“Kondisi suhu dan kelembapan udara pada musim hujan juga secara bionomik sangat mendukung nyamuk berkembang biak,” ujar dia.

Sebanyak 45 kasus DBD tercatat telah terjadi sejak awal tahun ini. Satu penderita dinyatakan meninggal dunia akibat adanya keterlambatan penanganan.

Baning menambahkan, meski jumlah kasus turun signifikan pada Februari lalu, tahun ini Kulonprogo tetap fokus mewaspadai siklus enam tahunan DBD.

Advertisement

“Kuat kecenderungannya siklus enam tahunan itu terjadi. Bisa dilihat dari perbandingan jumlah kasus pada Bulan Januari kemarin yang mencapai 33 kasus, sedangkan pada bulan yang  sama di tahun sebelumnya hanya 15 kasus,” kata Baning kemudian.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif