Jogja
Minggu, 13 Maret 2016 - 08:20 WIB

MUSIM HUJAN : Cuaca Tak Mendukung, Pengrajin Batu Bata Merugi

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Rina WIjayanti/JIBI/Harian Jogja)

Musim hujan mempengaruhi produksi pengrajin batu bata

Harianjogja.com, BANTUL– Cuaca yang tidak menentu merugikan para perajin batu bata di Banguntapan, Bantul. Batu bata setengah jadi terpaksa rusak karena terkena air hujan.

Advertisement

Salah seorang perajin batu bata di Dusun Banjardadap, Banguntapan, Bantul Temu Budi Wiyono mengatakan, batu bata rusak akibat terkena air hujan. Padahal ia sudah menutupi bata buatannya dengan plastik.

“Tapi kalau hujan deras tetap terkena air dan tetap rusak,” ungkap Temu Budi Wiyono, Kamis (10/3/2016).

Para perajin saat ini tetap membuat batu bata, karena mengira hujan jarang turun lantaran cuaca belakangan ini tidak menentu. Namun cuaca yang kadang panas dan diharapkan berguna untuk mengeringkan batu bata, tiba-tiba hujan. Padahal batu bata sudah terlanjur dijemur di lokasi produksi yang berada di luar bangunan.

Advertisement

Kondisi seperti ini menurutnya merugikan perajin.  Biasanya perhari ia mampu memproduksi 500 buah batu bata, saat hujan hanya bisa membuat separuhnya.

“Kalau hujan paling hanya separuhnya 250 buah [produksi batu bata]. Itu saja pasti banyak yang rusak terkena air hujan, dan terpaksa harus saya buat ulang,” katanya lagi.

Selain volume produksi berkurang, proses pembuatan batu bata menjadi lebih lama.  Biasanya ia memproduksi batu bata selama seminggu, kini mencapai dua hingga tiga minggu untuk jumlah yang sama.

Advertisement

Perajin batu bata lainnya Manthuk mengungkapkan, biasanya dalam waktu satu hari ia mampu menjual 5.000  buah batu bata. Saat ini untuk menjual batu bata sebanyak itu, lama produksinya tergantung cuaca.
“Karena proses pembuatan yang lama otomatis jumlah penjualan juga akan tersendat. Apa yang mau dijual jika batu batanya pada rusak kena hujan,” ujar Manthuk.

Hujan deras yang terjadi Kamis (10/3/2016) lalu, membuat sekitar 100 buah batu bata buatan Manthuk rusak.

“Ya seperti tadi saja, sampai siang hari sudah bisa membuat 300 biji, namun setelah hujan sore tadi saya lihat ada sekitar 100 biji batu bata rusak. Padahal batu bata yang sudah tercetak itu sudah ditutupi plastik yang cukup tebal,” lanjutnya.

Manthuk berencana mencari pekerjaan sampingan sembari menunggu cuaca membaik. Ia mengatakan tidak mau menyalahkan kondisi alam yang mengganggu usahanya. “Mungkin bertani juga bisa,” tutur lelaki paruh baya itu

Advertisement
Kata Kunci : Musim Hujan Umkm Bantul
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif