News
Minggu, 13 Maret 2016 - 10:54 WIB

KABAR DUKA : Komplikasi Penyakit, Pakar Bahasa Indonesia J.S. Badudu Tutup Usia

Redaksi Solopos.com  /  Evi Handayani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - J.S. Badudu (Wikipedia.org)

Kabar duka kali ini datang dari dunia pendidikan.

Solopos.com, BANDUNG — Pakar bahasa Indonesia Jusuf Sjarif Badudu atau lebih dikenal J.S. Badudu, meninggal dunia pada Sabtu 12 Maret 2016 pukul 22.10 malam WIB, di Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung.

Advertisement

Sebagaimana siaran pers yang diumumkan cucu ketujuh J.S. Badudu, Ananda Badudu, pakar bahasa Indonesia tersebut meninggal pada usia 89 tahun, karena komplikasi penyakit yang dideritanya. Dua hari sebelum wafat, ia  dirawat inap di RSHS karena serangan stroke. Sekitar sepuluh tahun belakangan, ia sudah beberapa kali diserang stroke ringan maupun berat yang mengakibatkan kondisi fisiknya semakin lama semakin menurun.

Jenazah J.S. Badudu disemayamkan di tempat tinggalnya sehari-hari, yakni di Bukit Dago Selatan nomor 27, Bandung. Setelah disalatkan, jenazah dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Cikutra, Bandung.

J.S. Badudu meninggalkan sembilan anak, 23 cucu, dan dua cicit. Istrinya, Eva Henriette Alma Koroh, lebih dulu berpulang pada 16 Januari 2016 lalu pada usia 85 tahun. Mereka hidup bersama dalam ikatan pernikahan selama 62 tahun.

Advertisement

Prof. Dr. J.S. Badudu lahir di Gorontalo pada 19 Maret 1926. Sepanjang usianya, J.S. Badudu mengabdikan diri untuk bahasa Indonesia, melalui kegiatan belajar-mengajar dan tulis-menulis. Ia telah menjadi guru sejak usia 15 tahun dan mengakhiri pengabdiannya di bidang pendidikan pada usia 80 tahun, itu pun karena kondisi fisik yang terus menurun seiring bertambahnya usia.

J.S. Badudu dikenal masyarakat sejak ia tampil dalam acara Pembinaan Bahasa Indonesia yang tayang di TVRI pada 1977-1979, dilanjutkan tahun 1985-1986. Pada saat itu, TVRI adalah satu-satunya siaran televisi di Indonesia.

Beberapa karya besar J.S. Badudu adalah Kamus Umum Bahasa Indonesia (1994), revisi Kamus Sutan Muhammad Zain, Kamus Kata-kata Serapan Asing (2003), Pelik-pelik Bahasa Indonesia (1971), Inilah Bahasa Indonesia yang Benar (1993), Kamus Peribahasa (2008), Membina Bahasa Indonesia Baku (1980).

Advertisement

Pendidikan bahasa yang pernah ditempuh J.S. Badudu adalah kursus B1 Bahasa Indonesia (1951), Fakultas Sastra Unpad (1963), Studi Pascasarjana Linguistik pada Fakultas Sastra dan Filsafat Rijksuniversiteit Leiden, Belanda (1971-1973). Ia memperoleh gelar Doktor dari Fakultas Sastra UI pada 1975 dengan disertasi berjudul Morfologi Kata Kerja Bahasa Gorontalo.

Sejauh catatan pribadi J.S. Badudu, ia telah delapan tahun menjadi guru sekolah dasar (SD), empat tahun guru sekolah menengah pertama (SMP), 10 tahun guru sekolah menengah atas (SMA), dan 42 tahun menjadi dosen di Unpad dan UPI Bandung. Ia mulai pensiun pada 1991, namun masih aktif mengajar dan menulis sampai awal 2000.

J.S. Badudu adalah orang pertama yang mendapat gelar Guru Besar dari Fakultas Sastra Unpad. Ia dinobatkan menjadi Guru Besar pada 1985 dalam usia 59 tahun.

Atas sumbangsih dan pengabdian J.S. Badudu di bidang bahasa, ia dikaruniai tiga tanda kehormatan dari pemerintah, yakni Satyalencana Karya Satya (1987), Bintang Mahaputera Nararya (2001), dan Anugerah Sewaka Winayaroha (2007).

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif