News
Jumat, 11 Maret 2016 - 19:32 WIB

PROSTITUSI ANAK : Di Warung Kopi Esek-Esek Jagakarsa, Ada ABG dari Keluarga Mapan

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Foto Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Reuters)

Prostitusi anak berkedok warung kopi di Jagakarsa, Jakarta Selatan, melibatkan 15 ABG.

Solopos.com, JAKARTA — Prostitusi anak berkedok warung kopi di Jl. Timbil IV RT 08/03, Cipedak, Jagakarsa, Jakarta Selatan, yang belum lama terbongkar menunjukkan rentannya gadis di bawah umur terjerumus ke dunia hitam. Pasalnya, dari 15 gadis yang melayani tamu hidung belang itu, beberapa di antaranya berasal dari keluarga mapan.

Advertisement

“Ada yang dari keluarga tidak mamupu, tapi ada yang dari keluarga mapan. Ini karena pengaruh teman-temannya,” kata Kapolsek Jagakarsa, Kompol Sri Bhayangkari, di Mapolsek Jagakarsa yang ditayangkan live di TV One, Jumat (11/3/2016).

Sri bercerita awalnya gadis pertama yang dipekerjakan oleh tersangka TS, 50, adalah seorang siswi SMP yang sudah drop out. Mawar (bukan nama sebenarnya), siswi tersebut, kemudian mengajak teman-temannya dari sekolah yang sama. Selain dari tempat dia bersekolah, Mawar juga mengajak teman mainnya yang menjadi siswi di sekolah lain.

Advertisement

Sri bercerita awalnya gadis pertama yang dipekerjakan oleh tersangka TS, 50, adalah seorang siswi SMP yang sudah drop out. Mawar (bukan nama sebenarnya), siswi tersebut, kemudian mengajak teman-temannya dari sekolah yang sama. Selain dari tempat dia bersekolah, Mawar juga mengajak teman mainnya yang menjadi siswi di sekolah lain.

Akhirnya, jumlah ABG yang terlibat dalam prostitusi ini mencapai 15 orang meskipun baru sembilan di antaranya yang sudah terdeteksi. Sedangkan enam orang lainnya masih dicari. “Ini karena mereka datangnya tidak bersamaan. Dua-empat orang datang, lalu tersangka menghubungi temannya bahwa ‘ada barang’.”

Mereka melayani para pelanggan yang dihubungi oleh tersangka melalui ponselnya. Sekali melayani si hidung belang, para ABG ini mendapatkan Rp200.000-400.000 yang dibagi dengan tersangka. Meski demikian, pada ABG ini mengaku tak pernah dipaksa oleh tersangka untuk menjual diri.

Advertisement

Kapolsek mengatakan polisi telah meminta keterangan dari korban. Sebelum ekspose kasus ini, para ABG yang berstatus sebagai korban ini dibawa ke RS Kramat Jati untuk mendapatkan pendampingan psikologis dan terapi kesehatan. Baca juga: Prostitusi di Warung Kopi Jagakarsa, Memori 8 GB Penuh Foto Pose Terbuka Gadis ABG-nya.

Warung kopi tersangka yang ditempati tersangka sejak 3 tahun lalu ini sebenarnya bukan berdiri di tanahnya sendiri. Menurut warga sekitar, lokasi yang ditempati tersangka mulanya kosong. Namun Torik meminta izin kepada pemilik tanah untuk membuat warung sebagai tempatnya berjualan.

“Awalnya Torik mengontrak di dekat sini. Karena dia sudah tidak mampu bayar, dia keluar dari kontrakan dan pindah ke warung tersebut,” ujar Muhammad Basori (50), warga Jalan Timbul IV,, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Jumat.

Advertisement

Warga lainnya, Sugianto mengatakan tanah yang ditempati tersangka merupakan milik mantan lurah Ciganjur. “Torik di sini memegang kunci-kunci kontrakan. Karena mantan lurah itu yang punya kontrakan. Makanya Torik kemungkinan diperbolehkan tinggal di sini,” ujar Sugianto yang merupakan Sekretaris Paguyuban Warga Kavling DKI.

Bangunan ini memiliki dua buah kamar. Di kamar pertama didapati ruangan yang dibuat sekat. Terdapat televisi, kipas dan lemari pakaian. Di kamar kedua didapati sebuah kasur ukuran

Kamar ini diduga dijadikan tempat transaksi prostitusi ABG oleh pelaku. Kondisi di kamar ini berhawa lembab dan pengap. Di ujung ruangan terdapat botol-botol minuman keras. Juga ada tumpukan-tumpukan barang-barang yang tidak terpakai.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif