News
Jumat, 11 Maret 2016 - 20:30 WIB

PILGUB DKI JAKARTA : Tudingan "Mahar Politik" Parpol, Nasdem Tak Menyesal Dukung Ahok

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Akbar Faizal (Twitter.com)

Pilgub DKI Jakarta kian panas dengan pernyataan adanya mahar politik oleh Ahok.

Solopos.com, JAKARTA — Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Nasional Demokrat (DPP NasDem), Akbar Faizal, menyatakan partainya tidak menyesal mendukung Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dalam Pilgub DKI Jakarta 2017. Dukungan tetap diberikan meskipun Ahok mengungkap ada mahar politik bagi calon yang diusung parpol.

Advertisement

“Tapi inilah pilihan kami dan kami sama sekali tak menyesal memilih Ahok,” kata Akbar Faizal di Jakarta, Jumat (11/3/2016), dikutip Solopos.com dari Antara.

Akbar Faizal tidak paham dengan reaksi sejumlah pihak yang kelabakan atas keputusan Partai Nasdem mendukung Ahok yang terbukti representasi sikap dari sebagian besar masyarakat DKI Jakarta. Terlebih, keputusan Nasdem mendukung Ahok membuat banyak pihak bereaksi keras, bahkan menuding “kiri-kanan” dengan alasan tidak jelas.

Akbar mengakui Ahok cenderung menyampaikan ucapan yang tegas, keras, cenderung kasar, namun seharusnya melihat sikap Ahok dari sudut pandang lain. “Mengapa kita tidak menetapkan sikap Ahok ini sebagai garis demarkasi baru?” ujar anggota pria asal Sulawesi Selatan itu.

Advertisement

Anggota Komisi III DPR itu menegaskan Partai Nasdem tidak merasa terhina menjatuhkan pilihan kepada Ahok yang telah memutuskan melalui jalur independen pada Pilkada Jakarta 2017. Menurutnya, sikap Nasdem mendukung Ahok sebagai pengakuan menurunnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap partai politik.

“Ini bukanlah hina bagi kami, kejujuran kok dianggap hina? Justru kami mengajak diri memahami semua peristiwa ini sebagai cermin sekaligus otokritik sebagai sebuah parpol,” tegas Akbar.

Akbar menyatakan gerakan penyerahan KTP mendukung Ahok untuk memenuhi syarat sebagai calon independen harus dipandang sebagai “cubitan” keras bagi partai politik.

Advertisement

Sejumlah pengurus partai politik (parpol) di Indonesia mulai “kebakaran jenggot” karena pernyataan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) hari ini. Ahok menyebut adanya mahar politik dan ongkos jika maju sebagai kandidat di Pilgub DKI Jakarta 2017 melalui parpol.

Ketua Fraksi Partai Gerindra DKI Jakarta, Mochammad Taufik, menepis pernyataan Ahok tersebut terkait mahar politik jika ingin diusung oleh partai politik. “Enggak ada. Waktu 2012, Ahok sama sekali enggak bawa duit. Enggak ada itu mahar,” ujarnya di Gedung DPRD DKI, Jumat (11/3/2016).

Dia menuturkan Partai Gerindra tidak pernah meminta uang “mahar” hingga ratusan miliar kepada bakal calon gubernur/wakil gubernur yang diusung. Menurutnya, semua kebutuhan kampanye ditanggung sepenuhnya oleh partai politik.

“Tanya aja ke PDI Perjuangan, ada enggak mahar? Pasangan Jokowi-Ahok itu dulu enggak bawa duit sama sekali. Tahun ini juga sama, kami akan ada penjaringan bakal calon, masa masih minta mahar?” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif