News
Jumat, 11 Maret 2016 - 15:30 WIB

PILGUB DKI JAKARTA : Risma Tak Tutup Peluang ke Jakarta, Pengamat: Ini Lawan Terberat Ahok

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tri Rismaharini mengatur Lalu Lintas. (Istimewa/Youtube)

Pilgub DKI Jakarta sangat berpeluang diwarnai pertarungan Ahok vs Risma.

Solopos.com, JAKARTA — Keputusan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok( maju ke Pilgub DKI Jakarta lewat jalur independen sempat direspons negatif oleh beberapa politikus PDIP. Kini, partai berlambang banteng itu mulai menyiapkan calon untuk menantang Ahok, calon yang semula disebut-sebut hendak mereka usung.

Advertisement

Ada nama Tri Rismaharini yang belum lama terpilih kembali sebagai Wali Kota Surabaya. Nama Gubernur Jateng Ganjar Pranowo juga disebut-sebut meski belum ada kepastian. diyakini bisa menjadi lawan terberat bagi Ahok. Centre for Strategic and International Studies (CSIS) menganggap calon dari PDIP bakal menjadi lawan berat Ahok.

“Calon dari PDIP akan menjadi lawan berat bagi Ahok. Saya kira setelah pisah dari PDIP tidak mudah bagi Ahok untuk memenangkan DKI Jakarta,” kata pengamat dari CSIS Arya Fernandes kepada wartawan, Jumat (11/3/2016), dikutip Solopos.com dari Detik.

Arya melampirkan lima alasan untuk memperkuat argumennya itu. Pertama, PDIP punya infrastruktur partai yang kuat di DKI Jakarta. Kedua, posisi Megawati sebagai figur sentral partai akan dengan mudah menggerakkan sumber daya dan kader partai. Tidak hanya di Jakarta, tapi juga akan memanfaatkan sumber daya di sekitar Jabodetabek, seperti strategi mengepung Jakarta.

Advertisement

“Ketiga, euforia kemenangan Pilpres dan Pileg. Mesin PDIP sekarang masih panas, elite dan kader sepertinya masih bersemangat untuk kembali memenangkan DKI. PDIP punya stok kader yang bisa diperkenalkan dan menarik hati pemilih Jakarta. Dua di antaranya Ganjar dan Risma,” katanya.

Bagaimana peluang keduanya? “Meskipun secara kepartaian kuat, PDIP juga harus mewaspai munculnya calon alternatif dari partai lain yang bisa saja akan menjadi kuda hitam,” kata Arya.

Apakah posisi Risma yang baru saja dilantik menjadi Wali Kota Surabaya akan menganggu dia jika maju Pilgub DKI? “Untuk Jakarta sepertinya tidak terlalu berpengaruh. Karena sudah ada preseden sebelumnya ketika Jokowi maju di Jakarta dan kemudian maju di pilpres,” katanya.

Advertisement

Risma sendiri tidak menutup kemungkinan itu. Wali kota perempuan pertama dalam sejarah Surabaya ini mengaku sudah mempunyai konsep membangun Jakarta, meski katanya, tetap ingin bertahan menjadi Wali Kota Surabaya hingga habis masa jabatan. “Biasanya kan aku belajar sambil melihat. Jadi kalau aku sering ke sana bisa menganalisa bagaimana caranya bangun di situ [Jakarta],” ungkap Risma.

Tapi, Risma juga menceritakan penolakannya pada Ketua Umum PDIP Megawati saat nama Risma dimasukkan dalam kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi).

“Dulu sudah disiapin menteri jauh hari sudah disiapin. Nanti Bu Risma jadi menteri ini tugasnya seperti ini, begini, semua dikasih semua alasan begitu Jokowi jadi, saya hadap Bu Mega. Bu, saya tidak mau, serius ini. Ya sudah Bu, saya ingin jadi wali kota karena masih harus meneruskan sisa kerjaan yang harus saya kerjakan. Sudah sampaikan hal yang sama,” pungkas Risma.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif