Soloraya
Jumat, 11 Maret 2016 - 07:30 WIB

LONGSOR BOYOLALI : BPBD Terjunkan Alat Berat Buka Akses Jalan di Wonodoyo

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi tanah longsor (JIBI/Solopos/Antara)

Longsor Boyolali menutup akses jalan di Wonodoyo, Cepogo.

Solopos.com, BOYOLALI — Upaya membuka kembali akses jalan antardukuh di Desa Wonodoyo, Kecamatan Cepogo, akibat longsoran tanah terus dilakukan. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali akhirnya mendatangkan satu unit alat berat ke Dukuh Taring, Wonodoyo, Kamis (10/3/2016).

Advertisement

Sebelumnya, pada Senin-Rabu (8-9/3) kemarin, longsor terjadi di sejumlah lokasi di Desa Wonodoyo. Lokasi longsor paling parah terjadi di Dukuh Taring. Tebing setinggi puluhan meter longsor dan menutup jalan desa yang menghubungkan Dukuh Lendong dan Dukuh Taring.

Selain itu, tebing di sekitar jembatan Taring juga longsor dan menimbun seluruh badan jalan di jembatan tersebut. Tim dari BPBD harus menggunakan alat berat untuk membersihkan longsoran karena material longsoran cukup banyak dan tidak memungkinkan jika dibersihkan dengan cara manual.

Advertisement

Selain itu, tebing di sekitar jembatan Taring juga longsor dan menimbun seluruh badan jalan di jembatan tersebut. Tim dari BPBD harus menggunakan alat berat untuk membersihkan longsoran karena material longsoran cukup banyak dan tidak memungkinkan jika dibersihkan dengan cara manual.

“Material longsoran terdiri dari tanah, batu, dan pepohonan, cukup sulit jika dibersihkan secara manual,” kata Kasi Kedaruratan BPBD Boyolali, Kurniawan Fajar Prasetyo, kepada solopos.com, Kamis.

Cukup sulit untuk mendatangkan alat berat ke Wonodoyo mengingat akses jalan yang sempit. Saat pembersihan juga dilakukan dengan ekstra hati-hati karena jalan antardusun Lendong-Taring juga rawan longsor. “Kondisi tebing masih labil sehingga masih berpotensi terjadinya longsor susulan,”jelasnya.

Advertisement

Menurut Tarto, jika akses tidak segera dibuka berpotensi mengganggu aktivitas masyarakat khususnya distribusi sayur. Warga Dukuh Lendong yang akan ke Taring harus memutar lewat jalur Desa Gedangan atau Desa Paras. Jaraknya mencapai puluhan kilometer.

Kabid Kedaruratan BPBD Boyolali, Purwanto, menambahkan BPBD meninjau lokasi longsor di Taring bersama tim dari Dinas Pekerjaan Umum dan ESDM Boyolali. Mereka akan mengkaji hal-hal yang bisa dilakukan untuk perbaikan infrastruktur jalan dan jembatan yang ambrol.

Purwanto meminta ada kepedulian bersama antara warga dan pemerintah desa untuk meminimalisir ancaman longsor di wilayah tersebut.

Advertisement

“Tanah jurang semestinya mulai ditanami lagi bambu untuk menahan longsor. Petani yang menggarap kebun, kalau mencangkul juga jangan mepet bibir jurang, minimal berjarak satu meter untuk mengurangi potensi longsor jurang,” jelasnya.

Seperti diketahui, dalam sepekan ini sejumlah wilayah di lereng Gunung Merapi mengalami longsor. Selain di Wonodoyo, longsor juga terjadi di Desa Mriyan dan Cluntang, Kecamatan Musuk.
Menurut Purwanto, di tiga desa tersebut sedikitnya ada 20 lokasi yang longsor.

“Untuk longsor di Mriyan tepatnya akses jalan ke Songgobumi, sudah dibersihkan,”ujarnya.

Advertisement

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif