Soloraya
Jumat, 11 Maret 2016 - 17:15 WIB

KERUSAKAN INFRASTRUKTUR BOYOLALI : Atap Ruang Pertemuan Desa Trayu Roboh, Ini Penyebabnya

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Atap ruang pertemuan Kantor Desa Trayu, Banyudono, Boyolali roboh akibat kayu penyangga bangunan ambruk, Jumat (11/3/2016). (Muhammad Ismail/JIBI/Solopos)

Kerusakan infrastruktur Boyolali terjadi di Balai Desa Trayu, Banyudono.

Solopos.com, BOYOLALI–Hujan deras disertai angin kencang yang terjadi pada Rabu (9/3/2016) sore mengakibatkan atap ruang pertemuan bagian depan di Desa Trayu, Banyudono, Boyolali ambruk. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut.

Advertisement

Kepala Desa (Kades) Trayu, Jaka Birowo, mengatakan ambruknya atap ruang pertemuan tersebut terjadi sekitar pukul 17.00 WIB saat hujan deras yang disertai angin kencang terjadi di wilayah Banyudono. Pada saat kejadian ambruknya atap ruangan tersebut, kondisi kantor tutup karena Hari Libur Nyepi sehingga tidak sampai terjadi jatuh korban.

“Sebelum atap roboh sudah menemukan sejumlah retakan pada bagian kayu penyangganya. Puncaknya pada saat terjadi hujan deras disertai angin kencang pada hari Rabu atapnya langsung roboh,” ujar Jaka saat ditemui Solopos.com di kantornya, Jumat (11/3/2016).

Jaka mengatakan atap sisi kanan dan kiri bangunan langsung roboh secara bersamaan. Genteng yang ada di atap langsung berjatuhan ke lantai setelah kayu penyangganya patah. Akibat robohnya atap tersebut kerugian mencapai Rp5 juta.

Advertisement

“Kami langsung mencari tukang bangunan di desa untuk memperbaiki atap yang roboh. Perbaikan robohnya atap menggunakan dana PAD [Pendapatan Asli Desa] Trayu,” kata dia.

Ia mengakui kali pertama ruang pertemuan di Trayu dibangun pada 1995 sampai sekarang belum pernah diperbaiki. Sejumlah tembok di dalam ruang pertemuan banyak ditemukan retakan. Selain itu, kayu penyangga yang ada di bagian ruang utama juga banyak yang patah.

Sementara itu, salah seorang warga setempat Kariyadi, mengatakan genteng yang ada di atap yang roboh belum diturunkan dan dibiarkan mengantung di atas. Kondisi itu sangat membahayakan warga yang ada di bawahnya.

Advertisement

“Saya takut kejatuhan genteng saat mengambil raskin di kantor desa. Seharusnya pemerintah desa menurunkan semua genteng yang ada di atas agar tidak membahayakan warga,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif