News
Jumat, 11 Maret 2016 - 14:30 WIB

BANJIR JAKARTA : Ini Modus Sindikat Pencuri Kabel di Ring 1 Istana, Sabotase Banjir?

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Anggota Komando Pasukan Katak (Kopaska) melakukan penyisiran gorong-gorong di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Kamis (3/3/2016). Aksi tersebut dilakukan untuk memeriksa sekaligus membersihkan kotoran yang menyumbat aliran air menyusul adanya temuan kulit kabel di gorong-gorong sepanjang Jl. Medan Merdeka Selatan. (JIBI/Solopos/Antara/Meli Pratiwi)

Banjir Jakarta di antaranya disebabkan tumpukan kabel di gorong-gorong ring 1 Istana. Sindikat pencuri kabel diduga menjadi penyebabnya.

Solopos.com, JAKARTA — Tim Ditrektorat Reskrimsus Polda Metro Jaya menangkap enam pelaku pencurian kabel di gorong-gorong Jl. Medan Merdeka Selatan, sekitar Istana Merdeka, Jakarta Pusat. Mereka merupakan kelompok spesialis pencuri kabel dan beroperasi di malam hari.

Advertisement

“STR alias BY, 45; MRN alias N, 34; SWY alias SM, 45; AP alias UC, 28; RHM alias GUN, 43; AT alias TGL, 48,” jelas Kapolda Metro Jaya Irjen Tito Karnavian membeberkan inisial tersangka di Mapolda Metro Jaya, Jumat (11/3/2016). Para pelaku mencuri kabel di gorong-gorong. Mereka masuk ke dalam gorong-gorong dan mengambil tembaga yang dibalut bungkus kabel.

“Mereka spesialis pencuri kabel,” tegas Tito. Modus yang para pelaku mirip dengan kelompok pencuri dengan modus menggangsir. Tim Khusus pimpinan Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Kombes Pol Mujiyono itu menangkap empat pelaku di sekitar Kemayoran Jakarta Pusat. Sedangkan dua tersangka ditahan di Rutan Salemba Jakarta Pusat dengan status terpidana kasus pembobolan rumah kosong.

Advertisement

“Mereka spesialis pencuri kabel,” tegas Tito. Modus yang para pelaku mirip dengan kelompok pencuri dengan modus menggangsir. Tim Khusus pimpinan Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Kombes Pol Mujiyono itu menangkap empat pelaku di sekitar Kemayoran Jakarta Pusat. Sedangkan dua tersangka ditahan di Rutan Salemba Jakarta Pusat dengan status terpidana kasus pembobolan rumah kosong.

“Bagi saya secara pribadi ini tidak heran karena waktu saya reserse di Polda itu ada sekelompok spesialis penggali gorong-gorong, pencuri di gedung-gedung, toko, kantor dengan cara menggangsir, ini mirip,” kata Tito.

Kapolda mengungkapkan para pelaku masuk ke dalam gorong-gorong kemudian mengurung tanah dan menggalinya untuk menarik kabel yang tertanam di dalam tanah. “Kemudian ini dikupas bungkusnya yang diambil di dalamnya, di dalam ini ada tembaga seperti ini,” imbuh Tito.

Advertisement

Tito mengatakan kabel yang dicuri oleh para pelaku adalah kabel lama yang sudah tidak dipakai oleh perusahaan pemilik jaringan kabel tersebut. Hal ini kemudian dimanfaatkan oleh para pelaku untuk diambil tembaganya karena masih memiliki nilai ekonomis bagi para pelaku.

“Mengapa ini terjadi karena ada jaringan milik PLN maupun telkom yang sudah lama dan perusahaan menganggap ini sudah tidak ekonomis lagi sehingga membentuk jaringan baru. Menimbulkan adanya potensi membuka kesempatan terjadinga adanya ‘barang-barang berharga’ yang punya nilai ekonomis yang diambil kelompok kelompok tertentu,” terang Tito.

Kapolda mengatakan Polsek Gambir pernah mengungkap kasus pencurian kabel pada 2012 silam. “Mereka bekerja setiap hari [selama] berbulan-bulan sehingga tidak heran menyebabkan banjir,” pungkasnya.

Advertisement

Sebelumnya, limbah kabel misterius yang ditemukan di kawasan Jl. Medan Merdeka Selatan itu disebut milik PLN. Namun pihak BUMN itu juga menyebut jenis kabel itu sudah lama tidak digunakan.

General Manager PLN Distribusi Jakarta Raya, Syamsul Huda, mengatakan sampah bungkus kabel yang ditemukan di gorong-gorong Jl. Medan Merdeka Selatan memiliki diameter 3-5 cm. Karakteristik pelindung kabel itu menyerupai kabel berisolasi kertas/minyak yang pernah digunakan PLN pada akhir 1970.

“PLN akan terus membantu proses penyelidikan yang dilakukan Polri. Kalau menurut spesifikasi kabel yang di temukan, karakteristiknya menyerupai kabel berisolasi kertas/minyak yang kami pernah gunakan pada akhir 70-an,” katanya di Jakarta, Sabtu (5/3/2016).

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif