Soloraya
Jumat, 11 Maret 2016 - 14:40 WIB

AIR BERSIH BOYOLALI : Air PUDAM Boyolali Berwarna Hitam Keruh, Warga Sambat

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi air PDAM (JIBI/Solopos.com/Dok.)

Air bersih Boyolali, akibat kerusakan penyaring, air yang terima pelanggan PUDAM Boyolali berwarna hitam keruh.

Solopos.com, BOYOLALI–Warga di sejumlah desa di Boyolali Kota sambat karena dalam kurun waktu dua pekan ini distribusi air dari Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PUDAM) Boyolali tersendat. Selain itu, air PUDAM juga mendadak berwarna hitam pekat nyaris seperti air kopi.

Advertisement

Warga Perumahan Singkil Indah, Sri, 50, menyampaikan air dari PUDAM sempat tak bisa dimanfaatkan karena berwarna hitam pekat dan mengeluarkan bau tidak sedap. Dia tidak berani memanfaatkan air itu bahkan untuk madi atau mencuci baju sekalipun. “Apalagi untuk memasak, jelas ndak berani. Untuk kebutuhan memasak akhirnya saya beli air mineral isi ulang,” kata dia, saat ditemui wartawan, belum lama ini.

Warga lainnya, Sari, 35, mengatakan air dari PUDAM yang dialirkan ke bak penampungan sangat kotor. “Ya warnanya hitam kotor. Harapannya PUDAM segera memperbaiki pelayanan karena di tempat lain justru air yang mengalir cukup bersih.”

Pada bagian lain, warga Desa Karanggeneng, Supardi, 37, justru mengeluh karena pasokan air dari PUDAM masih saja tersendat meskipun saat ini sudah masuk musim penghujan.

Advertisement

“Air hanya mengalir dua hingga tiga hari sekali. Sekali mengalir hanya sekitar dua jam, itupun tidak diprediksi entah malam atau siang,” kata Supardi.

Direktur PUDAM Boyolali, Cahyo Sumarso, mengakui banyak warga yang mengeluh karena air PUDAM keruh. Kondisi ini terjadi karena sumur dalam di Singkil mengalami longsor pada bagian dalam sumur. “Jadi sebenarnya itu tidak berbahaya. Memang airnya jadi kotor. Ya, agak kehitam-hitaman. Itu lumpur akibat longsor di sumur dalam yang kemudian terbawa hingga pipa distribusi,” kata Cahyo.

PUDAM berupaya mengalihkan suplai air ke sumber air di Tlatar namun sayangnya mesin di Tlatar juga rusak. Kondisi ini yang kemudian memicu tersendatnya pasokan air ke pelanggan. Menurut Cahyo sedikitnya ada 300 pelanggan yang terkena dampak kerusakan sumur dalam di Singkil dan di Tlatar.

Advertisement

“Hari ini bahkan masih ada keluhan dari pelanggan yang katanya airnya keruh. Ada juga yang memang masih oglangan, ini masih kami perbaiki semuanya,” kata Cahyo, saat berbincang dengan Solopos.com, Kamis (10/3/2016).

?Seorang petugas yang sedang memperbaiki sumur dalam di Singkil, Haryono, mengatakan telah terjadi kerusakan pada nozzle atau penyaring sumur dalam sehingga air yang mengalir ke pelanggan menjadi keruh.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif