Soloraya
Kamis, 10 Maret 2016 - 14:25 WIB

PERTANIAN KARANGANYAR : Panen Melimpah, Harga Padi Petani di Bawah HPP

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi Petani Panen Padi (JIBI/Solopos/Harian Jogja)

Pertanian Karanganyar memasuki masa panen.

Solopos.com, KARANGANYAR – Kabupaten Karanganyar telah memasuki masa panen I padi tahun 2016. Melimpahnya barang membuat harga padi di pasaran di bawah harga pembelian pemerintah (HPP).

Advertisement

Kepala Dinas Pertanian Kehutanan dan Perkebunan (Distanhutbun) Karanganyar, Supramnaryo, Kamis (10/3/2016), mengatakan harga padi di pasaran Rp3.200 per kilogram gabah kering panen (GKP). Padahal HPP saat ini Rp3.600 per kilogram.

“Harga jual padi hasil panen di pasaran sudah di angka Rp3.200 per kilogram, di bawah HPP,” ujar dia saat diwawancara wartawan.

Advertisement

“Harga jual padi hasil panen di pasaran sudah di angka Rp3.200 per kilogram, di bawah HPP,” ujar dia saat diwawancara wartawan.

Penurunan harga gabah atau padi dimungkinkan terus turun menilik masih panjangnya masa panen. Penurunan harga terjadi pada penjualan padi dari petani kepada tengkulak.

Praktik tersebut selalu terjadi pada masa panen padi, membuat harga mengalami penurunan. “Bulog sudah menyerap hasil panen padi petani, tapi yang saya amati, tidak 100 persen,” kata dia.

Advertisement

“Kalau pedagang ini kan ingin harganya semurah mungkin. Tidak ada standardisasi harga seperti Bulog yang mengacu HPP. Faktanya harga saat ini sudah Rp3.200 per kilogram,” imbuh dia.

Supram, panggilan akrabnya, mengimbau petani tidak langsung menjual padi kepada tengkulak. Perilaku tersebut ditengarai menjadi salah satu penyebab anjloknya harga pada masa panen.

“Dipanen dulu, lalu disimpan di gudang desa atau lumbung milik pribadi. Saat harga gabah naik, baru dilepas. Dulu ada layanan resi gudang, tapi kurang diminati warga,” tambah dia.

Advertisement

Supram berencana mengumpulkan seluruh kelompok tani (KT), dan penyuluh pertanian lapangan (PPL), untuk menjaga harga jual gabah. Arahnya, supaya harga tidak terlalu jatuh.

Produksi padi pada masa panen I padi tahun ini sekitar 150.000-200.000 ton. Produksi padi pada masa panen I memang paling besar dibandingkan masa-masa panen berikutnya.

Terpisah, Ketua Komisi B DPRD Karanganyar, Tony Hatmoko, ditemui Espos, menyesalkan selalu berulangnya fenomena anjloknya harga gabah atau padi pada masa-masa panen.

Advertisement

Dia mempertanyakan efektivitas langkah antisipatif yang dilakukan pemerintah untuk mencegah anjloknya harga gabah. Sebab, faktanya harga gabah beberapa pekan terakhir terus turun.

“Kondisi seperti ini jelas petani menjerit. Petani penggarap lahan sangat terpuruk dengan kondisi ini. Langkah penyikapannya ya memaksimalkan serapan gabah oleh Bulog,” kata dia.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif