Jateng
Kamis, 10 Maret 2016 - 21:50 WIB

KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN : Perempuan dan Anak Semarang Korban Kekerasan Terus Meningkat

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Suasana MOU dan Seminar bertajuk Dunia Indah Tanpa Kekerasan Terhadap Anak dan Perempuan yang digelar PPT Seruni bekerja sama dengan Universitas Semarang (USM) di Gedung Fakultas Psikologi USM, Semarang, Kamis (10/3/2016). (JIBI/Semarangpos.com/Imam Yuda Saputra)

Kekerasan terhadap perempuan dan anak masih saja terjadi di lingkungan masyarakat, tak terkecuali di Kota Semarang.

Semarangpos.com, SEMARANG – Kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kota Semarang mengalami peningkatan sepanjang 2015. Jika pada tahun 2014, kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kota Semarang berkisar 264 kasus, maka tahun 2015 lalu, jumlahnya meningkat menjadi 281.

Advertisement

Meningkatnya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak ini terungkap dalam MOU dan seminar yang digelar Universitas Semarang (USM) dengan Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) Seruni bertajuk Dunia Indah Tanpa Kekerasan Terhadap Anak dan Perempuan di Gedung Fakultas Psikologi USM, Semarang, Kamis (10/3/2016).

“Kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan di Kota Semarang selama 2015 memang mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Angka ini memang cukup tinggi, tapi bukan berarti yang tertinggi di Jateng. Ini juga bisa diartikan sebagai keberhasilan kinerja PPT-PPT yang ada di Semarang dalam menampung pengaduan dari masyarakat terhadap kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan,” ujar Ketua PPT Seruni, Krisseptiana Hendrar Prihadi, saat dijumpai Semarangpos.com seusai seminar.

Perempuan yang akrab disapa Tia itu juga mengimbau kepada masyarakat—khususnya perempuan—untuk lebih berani dalam melaporkan kekerasan yang menimpa mereka, baik kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), seksual, maupun di tempat kerja.

Advertisement

Pendampingan Hukum
PPT Seruni sebagai lembaga yang mendapat wewenang dari Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang untuk melakukan pelayanan terpadu terhadap korban kekerasan dari kalangan perempuan pun siap melakukan pendampingan maupun bantuan secara hukum.

“Saya minta para perempuan saat ini lebih berani berbicara, baik itu yang mendapat kekerasan di lingkungan kerja maupun dalam rumah tangga, karena kekerasan yang mereka alami juga akan berimbas kepada para anak-anak. Kaum perempuan di Kota Semarang harus lebih baik ke depannya,” tutur perempuan yang juga istri Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi itu.

Dari data yang diterima Semarangpos.com, kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kota Semarang selama 2015 lebih menimpa kaum perempuan. Setidaknya ada sekitar 188 kasus yang melibatkan perempuan, sedangkan sisanya atau 93 kasus kekerasan terjadi pada anak-anak.

Advertisement

Dari 281 kasus itu, kasus KDRT yang paling dominan terjadi dengan jumlah sebanyak 179 kasus. Sementara, kasus kekerasan seksual berada di posisi kedua dengan jumlah enam kasus. Sementara, sisanya merupakan kasus kekerasan terhadap perempuan baik yang terjadi di tempat kerja, kriminalisasi maupun perdagangan manusia.

 

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif