Soloraya
Kamis, 10 Maret 2016 - 15:15 WIB

DEMAM BERDARAH KARANGANYAR : Ini 5 Kecamatan Endemis DBD

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi demam berdarah dengue. (beritajakarta.com)

Demam berdarah Karanganyar, lima kecamatan di Karanganyar menjadi daerah endemis DBD.

Solopos.com, KARANGANYAR–Sebanyak lima wilayah kecamatan di Kabupaten Karanganyar rutin diserang penyakit mematikan demam berdarah dengue (DBD), selama lima tahun terakhir.

Advertisement

Lima kecamatan tersebut yaitu Colomadu, Jaten, Gondangrejo, Kebakkramat, dan Karanganyar. Penjelasan itu disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Karanganyar, Cucuk Heru Kusumo, saat ditemui wartawan di kantornya, Kamis (10/3/2016).

“Lima kecamatan ini masuk kategori endemis DBD, karena ada kasus selama lima tahun ini,” kata dia. Padahal DBD merupakan penyakit yang bisa dilakukan langkah preventifnya. Langkah pencegahan paling efektif dengan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). PSN sangat mudah dilakukan, dan tak membutuhkan biaya.

“Mengubur kaleng bekas, menguras bak mandi, dan menutup tempat-tempat penampungan air. Tujuannya supaya air tidak menjadi media berkembang biak nyamuk Aedes Aegypti,” terang Cucuk.

Advertisement

Dia menyerukan masyarakat tidak terlalu menggantungkan diri kepada fogging atau penyemprotan. Sebab fogging yang tidak tepat bisa membuat nyamuk Aedes Aegypti lebih resisten. “Yang namanya fogging itu ada syarat-syarat ketentuannya,” ujar dia.

Disinggung serangan DBD 2016, menurut Cucuk, tak menunjukkan grafik mengkhawatirkan. Hingga awal Maret, baru ada 64 kasus DBD di Karanganyar, dengan satu korban meninggal. “Korban meninggal hanya satu orang, bulan Januari lalu,” kata dia.

Padahal 2015 tercatat 500-an kasus DBD dengan korban meninggal lebih dari dua orang. Cucuk meminta Puskesmas memberdayakan masyarakat untuk mandiri mencegah serangan DBD. Dia mencontohkan gerakan di Desa Bolon, Kecamatan Colomadu.

Advertisement

“Di desa ini pemerintah desa memberlakukan aturan, yang tempat penampungan airnya ada jentik nyamuk, didenda uang. Dalam pemeriksaan tempat-tempat penampungan air, anak-anak sekolah dilibatkan. Ini inisiatif warga yang bagus sekali,” tutur dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif