Soloraya
Rabu, 9 Maret 2016 - 18:40 WIB

PENGELOLAAN SAMPAH SOLO : Pemkot Solo Diminta Segera Adopsi Konsep Kota Surabaya Kelola Sampah

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sejumlah warga Kelurahan Ngadirejo, Kecamatan Kartasura, Sukoharjo setor sampah di bank sampah setempat (Iskandar/JIBI/Solopos)

Pengelolaan sampah Solo, Kota Surabaya memiliki satgas pengelola sampah melalui bank sampah.

Solopos.com, SOLO–Pemkot Solo didorong mengadopsi konsep Pemkot Surabaya dalam pengelolaan sampah berbasis masyarakat. Kota Pahlawan memiliki satuan tugas (satgas) hingga tingkat RT/RW untuk mengelola sampah melalui metode bank sampah.

Advertisement

Saran itu mencuat seusai kunjungan kerja lurah dan camat se-Solo beserta Komisi I DPRD ke Surabaya beberapa waktu lalu. Menurut Anggota Komisi I, Wawanto, kebersihan lingkungan di Surabaya meningkat pesat. Sebelum kepemimpinan Wali Kota Tri Rismaharini, dia mengingat Surabaya sebagai kota yang relatif kumuh.

“Saya sampai kaget. Sekarang bersih sekali,” ujarnya saat ditemui wartawan di Gedung DPRD, belum lama.

Wawanto menyebut pengelolaan bank sampah yang terstruktur menjadi kunci kebersihan di Surabaya. Setiap RT/RW, imbuhnya, telah memiliki satgas yang bertugas mengumpulkan sampah dari rumah warga. Satgas berasal dari masyarakat serta Pemkot. “Selain mendapat bagi hasil dari penjualan sampah ke pengepul, satgas tak jarang diberi reward. Ini yang membuat masyarakat bersemangat menjaga lingkungannya,” kata dia.

Advertisement

Menurut Wawanto, kinerja satgas didukung pemilahan sampah di tingkat rumah tangga. Setiap rumah memiliki tong atau karung untuk memisahkan sampah organik dan anorganik. Wawanto mengatakan satgas tak sebatas mengambil sampah di permukiman warga melainkan juga terjun ke sungai. “Jadi kalau ada kotoran yang menggenang di sungai langsung diambil. Tak heran kalau sungai-sungai di Surabaya cukup bersih.”

Politikus PDI Perjuangan (PDIP) ini menilai Pemkot dapat meniru Surabaya untuk mendorong pengelolaan sampah berbasis masyarakat. Selama ini problem sampah di Solo cenderung hanya ditangani petugas Dinas Kebersihan dan Pertamanan. Meski demikian, Wawanto mengakui pengelolaan sampah di masyarakat tak akan optimal jika tak ada perbaikan di TPA Putri Cempo.

“Pemilahan di tingkat masyarakat bisa percuma jika hilirnya belum siap mengolah sampah,” kata dia.

Advertisement

Ketua Komisi II, Y.F. Sukasno, sepakat pembentukan bank sampah perlu hingga RT/RW. Namun dia menilai pembentukan sistem tak kalah penting agar sampah dapat berdayaguna di samping dijual ke pengepul.

“Di Malang, sampah yang dikumpulkan warga bisa untuk membayar periksa dokter. Sistemnya dibuat seperti itu agar warga bersemangat memilah sampah,” ujarnya.

Ada beberapa wilayah di Kota Bengawan yang sudah memiliki bank sampah seperti di Kadipiro dan Mojosongo. Pemkot juga menginisiasi bank sampah di Jebres dan Brengosan. Sukasno menilai pengelolaan bank sampah di beberapa wilayah sudah berjalan dan berdampak pada kebersihan lingkungan sekitar.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif