HIV/AIDS di Sukoharjo makin mengkhawatirkan.
Solopos.com, SUKOHARJO — Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sukoharjo mencatat rata-rata pengidap HIV/AIDS di Sukoharjo bertambah tiga orang setiap bulannya.
Data DKK Sukoharjo pada 2015 tercatat sebanyak 287-an pengidap HIV/AIDS dengan 40 penderita di antaranya telah meninggal dunia.
Para pengidap HIV/AIDS menyebar di 12 kecamatan di Kabupaten Sukoharjo tetapi tiga kecamatan seperti Kecamatan Nguter, Kartasura dan Grogol memiliki pengidap HIV/AIDS cukup besar antara 20 orang hingga 30-an orang.
Kepala DKK Sukoharjo, Guntur Subiyantoro ditemui Solopos.com, di Sukoharjo, Rabu (9/3/2016) didampingi Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (Kabid P2PL) DKK Sukoharjo, Bejo Raharjo, Guntur menjelaskan, pengidap HIV/AIDS mengikuti pemeriksaan rutin di RSUD Sukoharjo.
“Tahun ini tak ada pengidap HIV/AIDS di Sukoharjo yang meninggal dunia. Pemkab memfasilitasi pemeriksaan rutin gratis bagi penderita HIV/AIDS,” ujarnya.
Dikatakannya, masyarakat tak perlu mengucilkan penderita karena penyakitnya menular dari proses suntik, darah dan hubungan seksual. Menurutnya, penularan melalui darah terjadi jika di antara penderita dengan masyarakat sama-sama memiliki luka terbuka dan bersentuhan.
“Selama luka terbuka diberi penutup dan darah penderita tidak bercampur dengan darah masyarakat yang sehat tak akan tertular virus HIV/AIDS. Pemkab berusaha menjaga penderita HIV agar tidak mengarah kepada AIDS.”
Lebih lanjut dijelaskannya, pengidap HIV/AIDS mayoritas berusia 15 tahun hingga 45 tahun atau usia produktif. “Mereka mayoritas ibu rumah tangga dan perantau.”
Lebih lanjut dijelaskannya, kini sebanyak 247 pengidap HIV/AIDS tetap mengikuti kegiatan seperti manusia normal yang lain. “Bedanya, pengidap HIV/AIDS diwajibkan meminum obat secara rutin agar virus tak berkembang.”
Guntur mencontohkan, dirinya pernah bermain bulu tangkis dengan pengidap HIV/AIDS dan ada warga Sukoharjo yang hidup serumah dengan anak balitanya walau dirinya menderita HIV.