Jogja
Rabu, 9 Maret 2016 - 08:19 WIB

Daging Sapi Tinggi Peminat, Pertumbuhan Pariwisaya Jadi Pemicu

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kiri-kanan: Marketing Manager Meat & Livestock Australia (MLA) Isye Iriani, Master Butcher asal Australia Rafael Ramirez, Branch Manager Indoguna Jogja Syahrial Salman, dan Executive Chef dari Saffron Restaurant Grand Aston Yogyakarta Hotel & Convention Center ketika menggelar jumpa pers pelatihan khusus daging dan kompetisi memasak, Senin (7/3/2016).(Kusnul Isti Qomah/JIBI/Harian Jogja)

Daging sapi tetap diminati.

Harianjogja.com, JOGJA—Permintaan daging sapi untuk kantin dan perhotelan tetap tinggi. Pertumbuhan pariwisata turut menjadi pemicu meningkatkan permintaan.

Advertisement

Branch Manager PT Indoguna Jogja Syahrial Salman mengungkapkan, ia cukup kuwalahan memenuhi permintaan dari perhotelan. Setiap bulan, rata-rata ia harus menyuplai tujuh ton daging sapi.

“Lima ton secondary cut dan dua ton daging premium,” ujar dia di sela-sela Australia Meet and Beef Challenge di Grand Aston Yogyakarta Hotel & Convention Center, Jogja, Senin (7/3/2016).

PT Indoguna Jogja sudah 10 tahun menjadi penyuplai daging di DIY dan Jateng. Selain daging lokal, ada pula daging impor. Setiap bulan,  permintaan selalu bertumbuh. Namun, untuk memenuhi semua permintaan, terkadang terkendala dari pasokan.

Advertisement

“Kita ikut suplai karena DIY sebagai tujuan pariwisata harus didukung dengan hotel dan kuliner. Dahulu, kita [suplai daging] kita sangat tergantung dengan Jakarta dan Bali,” papar dia.

Adapun harga daging sapi premium yang disediakan Rp125.000 per kg hingg Rp3  juta per kg. Sementara, daging secondary cut di kisaran Rp95.000 per kg. Secondary cut bisa disajikan seperti daging premium asalkan cara memotong dan mengolahnya tepat. Hal itu akan membantu biaya operasional perhotelan.

Marketing Manager Meat & Livestock Australia (MLA) Isye Iriani mengungkapkan, kontribusi paling besar untuk makanan di perhotelan adalah protein atau segala jenis daging. Utamanya adalah daging sapi yang paling mahal. Untuk itu diperlukan kemampuan untuk menangani daging sapi sehingga seluruh bagian bisa digunakan dan meningkatkan keuntungan.

Advertisement

Untuk itu, setiap juru masak hendaknya mengetahui cara memilih, memotong, dan mengolah daging sapi yang tepat. Hal itu akan berpengaruh pada citarasa makanan. Dengan daging dan cara pengolahan yang tepat, masakan akan menjadi lebih lezat. “Ada bagian-bagian daging yang memerlukan perlakuan khusus. Pihak hotel perlu atur manajemen sehinga profit meningkat dengan suguhan makanan yang baik,” papar dia.

Kemampuan juru masak akan mempengaruhi citra hotel. Perkembangan dunia pariwisata yang pesat harus diimbangi kualitas hotel salah satunya di sisi kuliner. Oleh karena itu, MLA mendatangkan Master Butcher asal Australia Rafael Ramirez untuk berbagi ilmu.

Ia menambahkan, masyarakat Indonesia lebih menyukai daging yang empuk sehingga daging sapi asal Australia menjadi favorit. Karakteristik utama daging sapi Australia adalah lebih empuk, juicy, aman, dan halal. Aspek aman dan halal sangat dijaga oleh Australia dan melalui akreditasi badan independen di Australia dan Indonesia.

Rafael Ramirez mengaku senang bisa berbagi ilmu kepada peserta pelatihan. Ia akan menjelaskan mengenai jenis daging sapi, bagaimana memilih bagian, dan bagaimana memotongnya. “Saya akan berbagi bagaimana mengolah daging yang benar dan akan saya lihat hasilnya saat kompetisi memasak besok [hari ini],” jelas dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif