Jatim
Selasa, 8 Maret 2016 - 11:05 WIB

PERTANIAN NGAWI : Bulog Madiun Kesulitan Serap Gabah Petani Ngawi, Ini Penyebabnya

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petani menyemprot padi menjelang musim panen di Beran, Ngawi, Sabtu (23/1/2016). (JIBI/Solopos/Antara/Ari Bowo Sucipto)

Pertanian Ngawi ini terkait penyerapan gabah petani oleh Bulog Madiun.

Solopos.com, NGAWI – Penyerapan gabah petani sulit dilakukan oleh Perum Bulog Sub Divre IV Madiun, Jawa Timur, terutama di wilayah Kabupaten Ngawi.

Advertisement

Kepala Bulog Sub Divre IV Madiun, Rahmat Syahjoni Putra, kepada wartawan di Ngawi, Senin (7/3/2016), mengatakan target penyerapan gabah di Kabupaten Ngawi pada musim panen kali ini sebanyak 40.000 ton.

“Dari target tersebut, Bulog baru mulai menyerap pada beberapa hari terakhir dengan capaian sekitar 5 ton,” ujar dia.

Advertisement

“Dari target tersebut, Bulog baru mulai menyerap pada beberapa hari terakhir dengan capaian sekitar 5 ton,” ujar dia.

Menurut Rahmat, terdapat beberapa kendala dalam penyerapan gabah di Kabupaten Ngawi, di antaranya musim hujan yang intesitas hujannya cenderung tinggi, sehingga kondisi gabah sangat basah.

Akibatnya Bulog kesulitan menampung gabah, apalagi kapasitas pengeringan gabah secara manual yang dimiliki di Gudang Bulog di daerah Keniten, Ngawi, terbatas menyusul banyaknya mesin pengering yang rusak.

Advertisement

“Di sisi lain, Bulog dibatasi oleh aturan pusat agar tidak terlalu ikut mekanisme pasar karena fungsi utama Bulog adalah menyiapkan stok untuk kepentingan publik seperti raskin dan bantuan bencana alam,” kata dia.

Meski penyerapan gabah dan beras di gudangnya masih minim, pihaknya optimistis target yang ditetapkan akan tercapai.

Untuk diketahui, target serapan total Bulog Sub Divre IV Madiun pada tahun 2016 mencapai 60.000 ton setara beras. Penyerapan tersebut diperoleh dari wilayah kerjanya yang meliputi Kabupaten Madiun, Ngawi, dan Kota Madiun.

Advertisement

Hal itu karena ada perintah baru dari Menteri Pertanian Amran Sulaiman baru-baru ini yang meminta Bulog untuk membeli seluruh gabah petani sesuai harga pembelian pemerintah (HPP).

Adapun, standar harga pembelian pemerintah (HPP) ditetapkan sebesar Rp3.700 per kilogram untuk gabah kering panen (GKP). Sedangkan harga gabah di tingkat petani wilayah Ngawi berkisar Rp2.900 hingga Rp3.400 per kilogram.

Dengan kondisi harga pembelian gabah yang lebih tinggi dari pasar, diharapkan petani lebih leluasa menjual gabah dan berasnya ke Bulog. Sehingga target serapan yang ditetapkan dapat tercapai.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif