Jogja
Selasa, 8 Maret 2016 - 16:20 WIB

NYEPI 2016 : 23 Ogoh-Ogoh Diarak di Jalan Malioboro

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ogoh-Ogoh di Pawai Budaya Boyolali, Minggu (17/8/2014). Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/Solopos)

Nyepi 2016, Malioboro menjadi “saksi” pawai ogoh-ogoh.

Harianjogja.com, JOGJA-Sebanyak 23 ogoh-ogoh diarak di sepanjang Jalan Malioboro hingga Alun-alun Utara (Altar), hari ini, Selasa (8/3/2016) siang. Pawai ogoh-ogoh dalam rangkaian kegiatan peringatan Hari Raya Nyepi atau Tahun Baru Saka ke-1938 itu juga menutup Jalan Malioboro untuk kendaraan selama pawai berlangsung yang dimulai sekitar pukul 15.00 WIB.

Advertisement

Selain ogoh-ogoh, sejumlah kelompok seni juga turut memeriahkan pawai ogoh-ogoh, di antaranya drumband dari Akademi Angkatan Udara (AAU), seni dari lintas iman, barongsai, hadroh, bergodo, serta gunungan hasil bumi.

“Masing-masing peserta akan melakukan atraksi di Titik Nol Kilometer, termasuk lima ogoh-ogoh inti,” kata panitia acara pawai ogoh-ogoh Malioboro, I Nyoman Santiawan dalam jumpa pers di Balai Kota Jogja, Senin (7/3/2016).

Nyoman Santiawan mengatakan peserta pawai yang dimulai di taman parkir Abu Bakar Ali (ABA) akan dilepas oleh Wakil Wali Kota Jogja Imam Priyono. Sementara Wali Kota Jogja Haryadi Suyuti yang akan menyambut pesert pawai di panggung kehormatan di Titik Nol Kilometer Jogja.

Advertisement

Selesai pawai, lima ogoh-ogoh inti dan gunungan akan dibawa ke beberapa pura untuk didoakan, di Pura Jagadnatha Banguntapan, Pura Widia Dharma Dero, Pura Vaikuntha Vyomantara Lanud Adisucipto, dan Pura Eka Dharma Kasihan, Bantul.

Pawai ogoh-ogoh juga akan digelar di Sleman, tepatnya di Simpang Empat Selokan Mataram, Pasar Tegal Mlati, Sleman sampai depan Rumah Sakit Sakinah Idaman, yang dimulai pukul 13.00 WIB. Peserta pawai ini juga akan bergabung dengan peserta pawai di Jalan Malioboro pada sore hari.

Nyoman Santiawan menyatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan aparat kepolisian dan TNI untuk membantu kelancaran acara, salah satunya melakukan rekayasa lalu lintas selama proses pawai Ogoh-ogoh.

Advertisement

“Kalau di Simpang Titik Nol penutupannya situasional setiap ada ogoh-ogoh lewat dan atraksi sejenak,” ujar dia.

Pembina Masyarakat Hindu dari Kantor Kementrian Agama Wilayah DIY, Ida Bagus Wika Krishna menjelaskan ogoh-ogoh yang akan diarak keliling kota itu bukan tanpa makna. Ogoh-ogoh merupakan simbol kejahatan dunia. Dalam pawai akan dihudupkan secara gaib dengan harapan seluruh aspek negatif dalam kehidupan akan masuk ogoh-ogoh.

Maka, selesai pawai ogoh-ogoh itu akan diritual kembali di pura, kemudian dibakar, “Artinya kita membakar aspek negatif dalam kehidupan untuk mendapatkan aspek positif,” jelas Ida Bagus.

Advertisement
Kata Kunci : Nyepi 2016 Pemkot Jogja
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif