Soloraya
Senin, 7 Maret 2016 - 19:30 WIB

PEKAN IMUNISASI NASIONAL : Tuding Haram, Ada Orang Tua di Boyolali yang Menolak Imunisasi Polio

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Dok/JIBI/Solopos)

Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio diwarnai penolakan dari sebagian orang tua di Boyolali. Alasannya?

Solopos.com, BOYOLALI — Sebanyak 75.143 anak/bayi berusia 0-59 bulan di Boyolali tahun ini akan mengikuti program Pekan Imunisasi nasional (PIN) Polio yang dilaksanakan pada 8-15 Maret 2016. PIN di Boyolali akan dilakukan secara simbolis oleh bupati Boyolali di Desa Lampar, Musuk, Selasa (8/3/2016).

Advertisement

Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P3PL) Dinas Kesehatan (Dinskes) Boyolali, Ahmad Muzayyin, mengatakan dinskes masih menerima laporan terkait adanya orang tua yang menolak diberikan imunisasi polio. Hal itu diketahui saat mengirimkan formulir di sejumlah orang tua.

“Kami menerima laporan ada orang tua menolak mengikuti program PIN polio dengan alasan vaksin polio haram,” ujar Muzayyin saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Senin (7/3/2016).

Muzayyin mengatakan dari data yang masuk ada sebanyak 2% orang tua yang menolak imunisasi polio. Sebagian besar besar penolakan itu tersebar merata di 19 kecamatan. Ia memastikan vaksin polio yang digunakan dalam program PIN polio nasional saat ini diproduki dalam negeri dan dijamin halal.

Advertisement

“Kami sudah melakukan promosi sebelum acara digelar. Kalau ada penolakan, Pemkab tidak bisa memaksa orang tua anak,” kata dia.

Dinkes, kata dia, menyiapkan sebanyak 1.730 pos PIN polio tersebar di 19 wilayah kecamatan di Boyolali yang terdiri atas 261 desa. Jika dirata-rata, setiap desa terdapat 5 pos PIN polio. Sedangkan jumlah tenaga kesehatan dalam mendukung program ini melibatkan sebanyak 8.460 kader kesehatan.

“Kami berharap 100% anak mendapatkan imunisasi polio. Kalau tidak bisa minimal 95% atau 75.000 anak balita,” kata dia.

Advertisement

Dinkes, kata dia, akan melakukan sweeping ke rumah warga selama tiga hari yakni tanggal 16-18 Maret untuk mengajak anaknya mengikuti PIN polio. Sweeping tersebut diperlukan karena tidak semua orang tua bisa datang ke posko dengan alasan anaknya sakit sehingga diperlukan jemput bola.

“Kami akan berusaha keras semaksimal mungkian agar semua anak balita di Boyolali tahun ini mendapatkan imunisasi polio,” ujar dia.

Muzayyin mengatakan orang tua tidak perlu khawatir jika anak menderita panas atau bisul setelah mendapatkan imunisasi polio. Mereka akan dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pandan Arang secara gratis. “Kami berharap dengan program ini tahun 2018 Indonesia terbebas polio,” kata dia.

Sementara itu, Plt. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali, Ratri S. Lina, mengatakan semua logistik seperti vaksin sudah didistribusikan ke masing-masing puskesmas induk dan dikirim ke posko. Secara umum persiapan PIN polio di Boyolali sudah siap semua.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif