Jogja
Senin, 7 Maret 2016 - 13:01 WIB

KASUS DBD SLEMAN : Delapan Kecamatan Masuk Kategori Endemis Tinggi

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Iluistrasi perawatan pasien DBD. (JIBI/Solopos/Antara/Syaiful Arif)

Kasus DBD Sleman harus diwaspadai terutama di delapan kecamatan ini

Harianjogja.com, SLEMAN- Hingga Maret ini, Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman mencatat delapan kecamatan masuk kategori endemis tinggi kasus demam berdarah dengue (DBD).

Advertisement

Kedelapan kecamatan tersebut meliputi Kecamatan Depok, Kalasan, Gamping, Berbah, Ngaglik, Mlati, Berbah dan juga Kecamatan Sleman.

Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinkes Sleman Novita Krisnaeni menyampaikan, pengendalian penyakit DBD masih menjadi skala prioritas penanganan Dinkes saat ini.

Alasannya, penyebaran kasus DBD di wilayah Sleman merambah di 17 kecamatan. “Delapan kecamatan bahkan masuk kategori endemis tinggi kasus DBD tahun ini,” kata Novi, Minggu (6/3/2016).

Advertisement

Dia menyebut, selama 2014 terjadi 538 kasus dengan kematian empat orang. Pada 2015 terjadi kasus DBD 520 kasus dengan kematian sembilan orang. “Hingga Maret 2016 ini terjadi lebih dari 156 kasus DBD. Dari jumlah tersebut, tiga orang meninggal,” terang Novita.

Dia menambahkan, sebagian besar kematian akibat DBD tersebut disebabkan panderita terlambat ditangani. Keluarga penderita dinilai telat membawa pasien ke fasilitas pelayanan kesehatan yang merupakan rumah sakit rujukan.

Naiknya kasus DBD selama ini, katanya, dipengaruhi banyak faktor. Di antaranya, pengaruh iklim (musim penghujan) sehingga banyak genangan air hujan yang potensial menjadi tempat perindukan nyamuk aedes aegypty.

Advertisement

“Faktor lain masalah kelembapan udara dan perilaku masyarakat yang kurang peduli dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat,” katanya.

Untuk menekan angka kasus DBD, Dinkes terus melakukan berbagai upaya. Mulai penyebaran leaflet DBD ke masyarakat, meningkatkan pemberdayaan masyarakat dan memperluas pembentukan kader jumantik di beberapa Puskesmas. Salah satunya, membentuk ‘pasukan’ jumantik cilik.

“Jumlah kelompok jumantik cilik di Sleman ada 45 kelompok. Dari jumlah tersebut kader cilik sebanyak 1.527 orang sementara kader jumantik dewasa sebanyak 9.242 orang,” kata Novi.

Advertisement
Kata Kunci : Kasus Dbd Sleman
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif