Lifestyle
Minggu, 6 Maret 2016 - 18:00 WIB

GERHANA MATAHARI TOTAL : Jangan Sembarangan! Ini Alasan Nonton Gerhana Matahari Harus Pakai Kacamata Khusus

Redaksi Solopos.com  /  Evi Handayani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - 100513-Harian Jogja-Mengamati Gerhana Matahari-04

Gerhana matahari total (GMT) adalah fenomena alam yang langka terjadi.

Solopos.com, SOLO — Tak ada yang melarang siapa pun untuk menyaksikan secara langsung gerhana matahari total yang akan terjadi pada Rabu, 9 Maret 2016 mendatang. Hanya saja, Anda perlu berhati-hati agar tidak mengalami gangguan penglihatan.

Advertisement

Dokter di Jakarta Eye Center, Kedoya, dr. Soefiandi Soedarman, SpM, menjelaskan ada penyakit retinopati. Penyakit tersebut adalah kasus gangguan pada mata yang langka sebenarnya.

Ketika seseorang melihat gerhana matahari secara langsung, sebenarnya mata telah memiliki sistem proteksi yang sangat baik sehingga kasus retinopati ini sangat jarang terjadi.

“Mata kita memiliki sistem proteksi yang bagus, mulai dari kelopak mata, kornea [selaput bening], iris yang membesar mengecil sesuai intensitas cahaya yang masuk, lensa kemudian saraf mata atauretina? yang memberi sinyal sensasi ke otak misalnya terang, gelap, bangku dan sebagainya,” jelas Soefandi, Sabtu (5/3/2016), sebagaimana dilansir Liputan6.

Advertisement

Kendati demikian, Soefandi tetap mengimbau agar publik menggunakan kacamata hitam khusus gerhana matahari, sebagai bentuk antisipasi. [Baca juga: Ini Syarat Kacamata Aman untuk Lihat Gerhana Matahari]

Pada kasus gerhana matahari, risiko mata menerima cahaya yang besar akan semakin tinggi. Karena kalau siang hari kita melihat matahari, otomatis kita akan mengernyitkan mata.

Begitu cahaya yang masuk terlalu terang, maka kelopak mata akan mengecil, diikuti dengan iris atau kornea yang mengecil. Hal ini otomatis akan terjadi tanpa kita sadari. Kemungkinan cahaya yang masuk menembus saraf mata atau retina juga lebih sedikit.

Advertisement

Ketika gerhana matahari, suasananya gelap. Mata kita yang seharusnya merespons sedikit cahaya jadi membuka selebar-lebarnya kelopak mata, begitupun dengan pupil yang membesar. [Baca juga: Tips fotografi saat gerhana matahari]

“Saat bulan mulai menutupi matahari, langit gelap. Jadi kelopak mata tidak menutup, iris terbuka selebar-lebarnya karena butuh cahaya. Dan ketika mata tidak memiliki proteksi tersebut, saat gerhana bergeser, sinar matahari itu sampai ke mata sehingga sering disebut gerhana bikin kebutaan,” ujar Soefandi.

Sekali lagi, Soefandi menegaskan kasus retinopati ini sangat langka. “Dalam beberapa jurnal disebut penyakit ini sering terjadi pada orang yang menggunakan obat. Dia jadi tidak sadar, fly, dan seolah melihat matahari itu enggak sadar,” terang Soefiandi.

Jadi, sebenarnya melihat gerhana matahari secara langsung itu aman. Hanya menurut Soefiandi, untuk mencegah solar retinopati ini, sebaiknya menggunakan kacamata yang bisa melindungi mata dari dampak sinar UVA yang berbahaya. “Gunakan kacamata yang memiliki perlindungan 100-400 nanometer. Itu saja sudah aman, kok,” pungkasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif