News
Minggu, 6 Maret 2016 - 16:40 WIB

BAHAN BANGUNAN SOLO : Penjualan Bahan Bangunan di Solo Turun 50%, Ini Penyebabnya

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi bahan bangunan (JIBI/Solopos/Dok.)

Bahan bangunan Solo, penjualan sejumlah bahan bangunan di Kota Solo mengalami penurunan karena faktor cuaca hujan.

Solopos.com, SOLO–Penjualan bahan bangunan pada awal tahun ini mengalami penurunan hingga 50% jika dibandingkan hari biasanya. Hal ini dipengaruhi musim hujan dan belum berjalannya proyek pembangunan pemerintah.

Advertisement

Pemilik Toko Bangunan Kandi Mulyo, Ukky Primartantyo, mengatakan awal tahun biasanya penjualan bahan bangunan turun. Menurut dia, selain faktor cuaca dan belum berjalannya proyek pemerintah, petani yang belum panen juga menjadi kendala. Hal ini mengingat kebanyakan yang membeli di tokonya adalah masyarakat Karanganyar yang sebagian besar bercocok tanam.

“Kalau dibandingkan dengan hari biasanya, penjualan bisa turun hingga 50%. Harga sebenarnya tidak berpengaruh karena saat ini kebanyakan harga malah turun,” kata dia kepada Solopos.com, Sabtu (5/3/2016).

Dia menjelaskan barang yang mengalami penurunan harga di antaranya, besi yang turun Rp2.000/batang, asbes dan fiber juga turun Rp2.000-Rp3.000/biji. Menurut dia, kenaikan harga hanya terjadi di cat karena distributor memberlakukan harga baru.

Advertisement

Dia menyampaikan biasanya penjualan kembali normal pada April, setelah musim hujan dan mulainya musim panen. Lebih lanjut, dia mengatakan mengenai stok tidak terpengaruh dengan permintaan tapi dipengaruhi harga. Dia mengungkapkan biasanya saat kondisi sepi, distributor banting harga atau memberikan diskon.

Hal ini dimanfaatkan untuk menambah pasokan barang. Namun diakuinya tidak semua barang ada penambahan stok, hanya produk yang sekiranya tahan lama dan biasanya banyak dicari konsumen. Meski begitu, dia mengatakan pasokan semen saat ini ada penurunan hingga setengahnya, yakni dari 3.000 sak-4.000 sak/bulan menjadi hanya 2.000 sak/bulan karena penjualannya juga tidak terlalu tinggi.

Karyawan UD Putra Mandiri, Inge, juga mengatakan pasat saat ini sedang lesu karena musim hujan. Dia mengungkapkan biasanya dalam sehari bisa menjual 20 rit pasir tapi saat ini hanya 10 rit. Dia menyampaikan harga masih tetap sama, yakni Rp280.000/rit menggunakan pikap tapi kalau pasir sudah disaring dijual dengan harga Rp320.000/rit.

Advertisement

Dia menyampaikan saat pasar sepi, harga biasanya cenderung stabil atau turun sedangkan saat permintaan tinggi, harga akan naik. Meski harga saat ini cenderung stabil, dia mengaku tidak menambah pasokan karena terkendala lahan untuk menampung bahan bangunan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif