Soloraya
Sabtu, 5 Maret 2016 - 18:45 WIB

Politik Dinasti Klaten Dituding Paling Mbulet di Indonesia

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pasangan calon yang diusung PDIP dan Nasdem, Sri Hartini-Sri Mulyani, mendaftarkan diri ke KPU Klaten, Selasa (28/7/2015). (Taufiq Sidik Prakoso/JIBI/Solopos)

Fenomena Duo Sri disebut-sebut netizen sebagai lanjutan politik dinasti yang rumit.

Solopos.com, KLATEN – Sebuah ilustrasi gambar (meme) bergambar Bupati Klaten beredar secara viral di pesan berantai Blackberry Messenger (BBM) Whatsapp. Belakangan, pesan berantai itu juga muncul di jejaring sosial.

Advertisement

Meme itu mengurai tentang profil Sri Hartini. Dia adalah Bupati yang pada periode sebelumnya menjabat sebagai Wakil Bupati Klaten.

Penjelasan berikutnya disebut-sebut netizen sebagai sesuatu yang mbulet atau ruwet. Sri Hartini adalah Wakil dari Bupati Sunarna yang mempunyai istri bernama Sri Mulyani.

Sri Mulyani ini adalah Wakil Bupati Klaten yang saat ini mendampingi Sri Hartini. Kenyataan ini dituding sebagai salah satu bukti bahwa di Klaten ada tradisi “Politik Dinasti.”

Advertisement

Tudingan ini kian kuat mengingat Sri Hartini adalah istri dari almarhum Haryanto Wibowo yang pernah menjabat sebagai Bupati Klaten. Haryanto adalah Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus proyek pengadaan buku paket tahun ajaran 2003/2004 senilai Rp 4,7 miliar dan kasus penggunaan dana anggaran pendapatan belanja daerah untuk perjalanan ke luar negeri.

Namun, kasus Haryanto pada akhirnya dihentikan. Pengadilan Negeri Klaten sempat memutuskan tidak ada korupsi dalam kasus tersebut. Begitu pula dengan putusan kasasi Mahkamah Agung pada 19 Februari 2006, para tersangka bebas murni.

Duo Sri tersebut adalah duet perempuan pertama yang memenangkan pemilihan kepala daerah di Indonesia, untuk periode 2015-2020. Keduanya dilantik pada 17 Februari 2016.

Advertisement

Sebuah blog menyebut “Selama setidaknya 20 tahun, kekuasaan politik di Klaten akan berputar di dua keluarga tersebut: suami duet suami, suami bersanding dengan istri kolega, dan kini istri berpasangan dengan istri. Barangkali hal inilah yang membuat sejumlah netizen menggelari Klaten dengan kabupaten dengan rotasi kepemimpinan paling mbulet.”

Berdasarkan data yang dihimpun Solopos.com, penetapan Hati Mulya sebagai pasangan terpilih di pilkada Klaten sesuai  surat keputusan KPU bernomor: 50/Kpts/KPU-Kab/012.329461/2015 tentang Penetapan Pasangan Terpilih dalam Pilkada Klaten.

Keputusan tertanggal 22 Desember 2015 itu ditandatangai Ketua KPU Klaten, Siti Farida dan Kasubag Hukum Sekretariat KPU Klaten, Wahyu Agustini. Selain dihadiri penyelenggara pilkada dan aparat keamanan, acara tersebut juga dihadiri mantan Bupati Klaten sekaligus ketua DPC PDIP Klaten, Sunarna yang mengenakan kemeja merah; Pj. Bupati Klaten, Jaka Sawaldi juga mengenakan kemeja merah; dan sejumlah pendukung Hati Mulya.

Sesuai hasil penghitungan suara, Hati Mulya meraup 321.593 suara atau 48,90 persen. Pasangan OK-To meraih 273.189 suara atau 41,54 persen. Sedangkan, Faham memperoleh 62.849 suara atau 9,56 persen. Jumlah suara sah di Klaten mencapai 657.631 suara. Jumlah suara tidak sah mencapai 31.756 suara.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif