Soloraya
Sabtu, 5 Maret 2016 - 17:15 WIB

KECELAKAAN SRAGEN : Tragis, Terjatuh dari Kereta Kelinci, Bocah SD Tewas

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Aparat Satlantas Polres Sragen mendatangi lokasi kejadian kecelakaan sepur kelinci yang menewaskan seorang bocah berusia SD, Bagus, 9, di Dukuh Grengseng, Desa Poleng, Gesi, Sragen, Sabtu (5/3/2016). (Istimewa)

Kecelakaan Sragen menimpa seorang anak SD yang jatuh dari kereta kelinci.

Solopos.com, SRAGEN—Pelajar sekolah dasar (SD), Bagus, 9, tewas setelah terjatuh dari kereta mini atau kereta kelinci saat melintas di jalan desa Dukuh Grengseng, Desa Poleng, Kecamatan Gesi, Sragen, Jumat (4/3/2016) pukul 15.30 WIB. Jenazah bocah asal Dukuh Bendorejo, Desa Srawung, Gesi dimakamkan, Sabtu (5/3/2016) siang.

Advertisement

Peristiwa nahas itu berawal saat 17 anak bersama didampingi enam orang perempuan dewasa menaiki sepur kelinci yang dikemudikan Tukimin, 43, warga Dukuh Balak, Desa Blangu, Gesi, Jumat sore. Kereta mini itu sering melintas di jalan beton Dukuh Grengseng setiap pekan sekali.

Anak-anak cukup membayar Rp200 per orang untuk menaiki kereta itu keliling dukuh. Anak-anak yang naik kereta biasanya didampingi orang tua mereka tetapi ada yang dibiarkan naik bersama anak-anak lainnya.

Advertisement

Anak-anak cukup membayar Rp200 per orang untuk menaiki kereta itu keliling dukuh. Anak-anak yang naik kereta biasanya didampingi orang tua mereka tetapi ada yang dibiarkan naik bersama anak-anak lainnya.

“Banyak yang langganan. Bayarnya murah hanya Rp200 per orang. Kebetulan Bagus dan teman-temannya ikut naik tetapi tidak didampingi orang tua mereka,” kata tokoh masyarakat wilayah utara Bengawan Solo, Sri Wahono, saat meminta keterangan warga Poleng, Pariyem, 38.

Wahono, sapaan akrabnya, mengatakan Bagus naik kereta sering bergelayutan di tiang gerbong samping kiri. Dia menjelaskan Bagus sering berpindah-pindah dari gerbong satu ke gerbong lainnya melewati besi pengaman di samping gerbong.

Advertisement

Kepala Desa Blangu, Gesi, Danang, juga mengonfirmasi kejadian itu. Dia menambahkan lepasnya pegangan tangan Bagus itu disebabkan kakinya terpeleset saat kereta berjalan menuruni jalan. Jarak tempat berdiri Bagus dan jalan sekitar 50 sentimeter.

“Tukimin itu memang warga kami. Kereta itu bukan milik Tukimin tetapi milik orang lain. Tukimin hanya mencari setoran untuk mengoperasionalkan kereta mini itu. Kami belum tahu sikap keluarga korban. Sampai sekarang keluarga masih berduka,” tutur Danang.

Kapolsek Gesi AKP Bambang Rusmanto mewakili Kapolres Sragen AKBP Ari Wibowo menjelaskan Bagus itu sering loncat-loncat saat di kereta mini dan sering pindah ke gerbong lainnya hingga akhirnya terjatuh.

Advertisement

“Pihak keluarga korban masih menunggu proses penanganan di kepolisian. Kami belum meminta keterangan pihak korban atas musibah ini. Yang jelas kereta mini sudah diamankan polisi di Polsek Gesi. Untuk selebihnya kasus kecelakaan ini ditangani Satlantas Polres Sragen,” ujar dia.

Bambang mengaku ikut mengevakuasi jenazah Bagus di lokasi kejadian. Sebelum diserahkan kepada pihak keluarga, Bagus sempat dilarikan ke Puskesmas Gesi. Saat terjatuh korban mengenakan kaus warga oranye dan celana pendek abu-abu. Bagus mengalami luka serius pada bagian kepala dan wajah.

 

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif