Soloraya
Sabtu, 5 Maret 2016 - 22:10 WIB

KECELAKAAN SRAGEN : Tewas Terjatuh dari Sepur Kelinci, Bagus Alami Luka Parah di Kepala

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Aparat Satlantas Polres Sragen mendatangi lokasi kejadian kecelakaan sepur kelinci yang menewaskan seorang bocah berusia SD, Bagus, 9, di Dukuh Grengseng, Desa Poleng, Gesi, Sragen, Sabtu (5/3/2016). (Istimewa)

Kecelakaan Sragen menewaskan seorang bocah SD. Bagus terjatuh dari sepur kelinci.

Solopos.com, SRAGEN — Pelajar sekolah dasar (SD), Bagus, 9, warga Dukuh Bendorejo, Srawung, Gesi, Sragen, tewas lantaran terjatuh dari kereta mini atau sepur kelinci saat melintas di jalan desa Dukuh Grengseng, Desa Poleng, Kecamatan Gesi, Sragen, Jumat (4/3/2016) pukul 15.30 WIB.  Bagus mengalami luka serius pada bagian kepala dan wajah.

Advertisement

Kapolsek Gesi AKP Bambang Rusmanto mewakili Kapolres Sragen AKBP Ari Wibowo, Sabtu (5/3/2016), menjelaskan Bagus itu sering loncat-loncat saat di kereta mini dan sering pindah ke gerbong laninya hingga akhirnya terjatuh dari sepur kelinci.

“Pihak keluarga korban masih menunggu proses penanganan di kepolisian. Kami belum meminta keterangan pihak korban atas musibah ini. Yang jelas kereta mini sudah diamankan polisi di Polsek Gesi. Untuk selebihnya kasus kecelakaan ini ditangani Satlantas Polres Sragen,” ujar dia.

Bambang mengaku ikut mengevakuasi jenazah Bagus di lokasi kejadian. Sebelum diserahkan kepada pihak keluarga, Bagus sempat dilarikan ke Puskesmas Gesi. Saat terjatuh korban mengenakan kasus warga oranye dan celana pendek abu-abu. Bagus dimakamkan Sabtu (5/3/2016) siang.

Advertisement

Peristiwa nahas itu berawal saat 17 anak bersama didampingi enam orang perempuan dewasa menaiki sepur kelinci yang dikemudikan Tukimin, 43, warga Dukuh Balak, Desa Blangu, Gesi, Jumat sore.

Kereta mini itu sering melintas di jalan beton Dukuh Grengseng setiap pekan sekali. Anak-anak cukup membayar Rp200 per orang untuk menaiki kereta itu keliling dukuh. Anak-anak yang naik kereta biasanya didampingi orang tua mereka tetapi ada yang dibiarkan naik bersama anak-anak lainnya.

Hanya Bayar Rp200

Advertisement

“Banyak yang langganan. Bayarnya murah hanya Rp200 per orang. Kebetulan Bagus dan teman-temannya ikut naik tetapi tidak didampingi orang tua mereka,” kata tokoh masyarakat wilayah utara Bengawan Solo, Sri Wahono, saat meminta keterangan warga Poleng, Pariyem, 38.

Wahono, sapaan akrabnya, mengatakan Bagus itu naik kereta sering bergelayutan di tiang gerbong samping kiri. Dia menjelaskan Bagus sering berpindah-pindah dari gerbong satuke gerbong lainnya melewati besi pengaman di samping gerbong.

“Saat bergelantungan itu, Bagus juga sempat gegojekan dengan temannya. Tiba-tiba sepur berjalan menurun mengikuti jalan yang menurun. Saat itulah pegangan tangan Bagus terlepas dan jatuh. Kepalanya membentur jalan beton dalam posisi tengkurap,” ujar dia.

Kepala Desa Blangu, Gesi, Danang, juga membenarkan kejadian itu. Dia menambahkan lepasnya pegangan tangan Bagus itu disebabkan kakinya terpeleset saat kereta berjalan menuruni jalan. Jarak tempat berdiri Bagus dan jalan sekitar 50 sentimeter.

Advertisement
Kata Kunci : Kecelakaan Sragen
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif