Jogja
Kamis, 3 Maret 2016 - 07:40 WIB

TEMUAN MAYAT : Polisi Belum Tetapkan Tersangka Pembunuhan

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi jenazah. (JIBI/Solopos/Dok.)

Hingga hari ketiga sejak penemuan, polisi belum menetapkan tersangka pelaku pembunuhan.

 

Advertisement

 

Harianjogja.com, WONOSARI – Petugas Polres Gunungkidul terus melakukan penyelidikan kasus pembunuhan Erlisa Ari Fitriani, remaja SMP asal Dusun Sokokerep, Desa Semanu, Kecamatan Semanu. Pasalnya hingga hari ketiga sejak penemuan, polisi belum menetapkan tersangka pelaku pembunuhan.

Advertisement

Harianjogja.com, WONOSARI – Petugas Polres Gunungkidul terus melakukan penyelidikan kasus pembunuhan Erlisa Ari Fitriani, remaja SMP asal Dusun Sokokerep, Desa Semanu, Kecamatan Semanu. Pasalnya hingga hari ketiga sejak penemuan, polisi belum menetapkan tersangka pelaku pembunuhan.

Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengungkap kasus ini dengan adalah dengan melakukan pemeriksaan terhadap kiriman pesan singkat yang mengaku dari korban. Kejanggalan-kejanggalan muncul karena pesan itu dikirim beberapa jam sebelum penemuan mayat korban. Padahal fakta di lapangan diketahui, bahwa korban telah meninggal beberapa hari sebelum ditemukan.

“Akan kita telusuri terus, sebab ada beberapa kejanggalan. Salah satunya munculnya pesan singkat itu,” kata Kepala Reserse dan Kriminal Polres Gunungkidul AKP Mustijat Priyambodo.

Advertisement

Mustijat mengatakan, belum ada satu tersangka pun yang ditetapkan sebagai pelaku pembunuhan. Fakta yang diperoleh petugas masih bersifat umum, sehingga butuh kajian lebih lanjut untuk mengarah ke pelaku.

“Banyak yang kita dapatkan, tapi kita tidak bisa mengeksposnya. Jadi kita tunggu saja, nanti pada saatnya akan saya sampaikan ke publik,” ujarnya.

Selain terus melakukan penyelidikan, polis juga masih menunggu hasil resmi otopsi yang dilakukan oleh petugas medis di RSUP Sardjito. Oleh karenanya, Mustijat belum bisa memastikan apakah korban diperkosa terlebih dahulu sebelum dibunuh.

Advertisement

“Yang jelas sebelum dibuang, korban sempat dipukuli di rumah kosong yang tak jauh dari lokasi penemuan. Indikasi itu muncul adanya ceceran darah di salah satu ruangan,” katanya lagi.

Sementara itu, Manajer Divisi Pengorganisasian Masyarakat dan Advokasi LSM Rifka Annisa, Muhammad Thontowi berharap agar kasus pembunuhan Erlisa bisa segera diungkap. Kasus ini harus menjadi pelajaran bersama, ia pun berharap kepada seluruh masyarakat untuk lebih peduli dan mengawasi perkembangan anak.

Selain itu, pola-pola pendidikan yang ada harus diperbaiki. Tidak jarang karena hanya ingin mengejar jam mengajar, seringkali guru mengesampingkan perkembangan anak didik di sekolah.

Advertisement

“Upaya pencegahan harus dilakukan bersama-sama, baik itu orang tua di rumah atau pihak guru di sekolah. Kalau perlu di kabupaten ada peraturan untuk memberikan perlindungan terhadap anak, sebab dari tahun ke tahun kasusnya jadi semakin banyak,” ungkap Thontowi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif