Soloraya
Kamis, 3 Maret 2016 - 17:49 WIB

PERTANIAN SRAGEN : Bulog Surakarta dan KTNA Bentuk Satgas Pengadaan Gabah

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi gabah (JIBI/Bisnis/Dok.)

Pertanian Sragen, Bulog Surakarta menargetkan pembelian gabah/beras 70.000 ton pada musim panen I.

Solopos.com, SRAGEN–Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Sub Divisi Regional (Subdivre) III Surakarta menggandeng Kelompok Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) dan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) membentuk satuan tugas (satgas) pengadaan pembelian gabah/beras, Kamis (3/3/2016). Bulog menargetkan pembelian gabah/beras 70.000 ton pada musim panen (MP) I ini.

Advertisement

Kepala Perum Bulog Subdivre III Surakarta, Budhi Ganefiantara, saat ditemui wartawan di sela-sela sosialisasi kerja sama pembelian gabah atau beras di aula Dinas Pertanian (Distan) Sragen, Kamis siang. Pembentukan satgas pengadaan gabah dan beras itu sebagai salah satu bentuk tindak lanjut instruksi Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman saat sidak di Desa Bedoro, Sambungmacan, Sragen, Rabu (2/3/2016) lalu.

Budhi menargetkan pembelian gabah atau beras pada 2016 sebanyak 100.000 ton. Target tersebut masih sama bila dibandingkan target pada 2015.

“Pada MP 1 ini kami menargetkan 70.000 ton. Kami tidak hanya membeli gabah atau beras di wilayah Sragen tetapi di daerah lain di wilayah Soloraya, seperti Wonogiri, Karanganyar, Sukoharjo, Klaten, dan Boyolali. Target 70.000 ton itu diharapkan terpenuhi hungga akhir MP 1, Juni mendatang. Realisasi awal Maret ini baru 60 ton,” ujar dia.

Advertisement

Dia mengakui penyerapan awal masih minim. Dia optimistis target 70.000 ton gabah atau beras itu akan terpenuhi karena areal panennya masih luas. Dalam pemenuhan target pembelian gabah atau beras itu, Budhi tetap mengacu pada harga pembelian pemerintah (HPP) yang ditentukan dalam Instruksi Presiden (Inspres) No. 5/2015.

“Kami mengajak KTNA dan Gapoktan di Soloraya untuk bekerja sama dan berpartisipasi dalam memenuhi target itu,” tambahnya.

Dia menjelaskan teknis pembelian diserahkan kepada satuan kerja (satker), mitra Bulog, dan Gapoktan. “Kami sebatas penugasan dari pemerintah. Harga beras di gudang Bulog ya hanya Rp7.300/kg. Kalau harga di pasaran lebih tinggi ya silakan petani menjual ke pasar. Kami tidak memaksa petani harus jual ke Bulog. Realisasi pembelian gabah 2015 mencapai 85.000 ton plus beras premiun sebanyak 20.000 ton.
Total realisasi 105.000 ton gabah dan beras,” tambah dia.

Advertisement

Terpisah, Komandan Kodim 0725/Sragen, Letkol (Inf) Denny Marantika, membangun posko-posko untuk pemantauan dalam pembelian gabah petani di areal persawahan Desa Bedoro, Sambungmacan. Dia menempatkan personel Koramil dan bintara pembina desa (babinsa) bersama petugas penyuluh lapangan (PPL) dan perwakilan Bulog untuk menyerap gabah petani.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif