Soloraya
Kamis, 3 Maret 2016 - 05:25 WIB

BANJIR SUKOHARJO : Warga Jetis Desak Banjir Pusat Kota Segera Ditangani

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga Kaliwingko Desa Madegondo Kecamatan Grogol Sukoharjo dievakuasi menggunakan perahu saat banjir melanda kawasan tersebut, Kamis (11/2/2016) pagi. (Istimewa/ilustrasi)

Banjir Sukoharjo yang sering terjadi di pusat kota diminta warga untuk segera diatasi.

Solopos.com, SUKOHARJO — Warga Kelurahan Jetis, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo, mendesak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukoharjo tahun ini menyelesaikan masalah banjir yang kerap terjadi di kawasan pusat kota secara permanen.

Advertisement

Informasi yang dihimpun solopos.com, banjir di pusat kota terjadi di sekitar simpang lima atau Proliman Sukoharjo, sekitar Alun-Alun Satya Negara, Jl. Veteran, dan kampung-kampung di Kelurahan Jetis. Ada pun kampung di Kelurahan Jetis yang menjadi langganan banjir seperti Denokan, Mranggen, Madyorejo, Ngabeyan, Randulawang, Kutorejo, Bangsan, Pandeyan, Seliran, Tegalrejo, dan Jetis. Jika hujan deras mengguyur beberapa jam ketinggian banjir di kawasan tersebut mencapai selutut orang dewasa. Banyak rumah warga yang tergenang. Banjir diduga akibat luapan air drainase.

Warga Bangsan, Diah, saat ditemui solopos.com di rumahnya, Rabu (2/3/2016), menginformasikan banjir di kawasan Jetis terjadi tiga kali sejak awal 2016 lalu. Kali terakhir banjir parah terjadi Rabu (10/2/2016). Banjir belum lama ini kembali terjadi meski tidak terlalu parah. Menurut perempuan muda itu banjir disebabkan luapan air dari drainase di tengah kampung.

Sebenarnya, kata dia, penanganan sudah pernah dilakukan, seperti dengan pengerukan dan meninggikan jalan kampung. Namun, upaya itu hanya percuma karena drainase tidak dilebarkan dan drainase tempat aliran air bermuara yang terletak di sepanjang tepi jalan dari dekat simpang empat Carikan ke arah Pabrik Sritex tidak diperbaiki.
“Artinya penanganan dilakukan tidak menyeluruh. Seharusnya penanganan itu untuk solusi permanen,” kata Diah.

Advertisement

Warga Ngabeyan, Joko Cahyono, 46, mengatakan tidak ada alasan bagi Pemkab menunda mengatasi banjir di pusat kota. Menurut dia instansi terkait harus segara turun tangan mengatasi banjir secara permanen pada tahun ini. Dia berpandangan penanganan banjir tersebut seharusnya menjadi prioritas.

Salah satu tindakan yang menurut Joko harus dikerjakan adalah normalisasi drainase, baik pelebaran maupun pengerukan sedimentasi. Drainase di pusat kota sudah bertahun-tahun tak dinormalisasi. Pengurus Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Masyarakat Peduli Lingkungan Hidup (MPLH) Sukoharjo memandang akan sangat ironis jika Pemkab tidak merepons masalah ini.

“Waktu sertijab bupati [Sabtu 27/2] lalu Pak Ganjar [Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo] sudah mengisyaratkan siap membantu Sukoharjo dalam hal apa pun. Kalau tidak bisa menangani masalah banjir secara mandiri, Pemkab bisa minta bantuan ke Pemprov. Masalah banjir di Jl. Jenderal Sudirman [banjir akibat luapan air saluran irigasi sekunder Dam Colo timur] memang perlu diperhatikan. Tapi banjir di pusat kota semestinya juga tidak boleh dikesampingkan,” ulas Joko.

Advertisement

Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Sukoharjo, Achmad Hufroni, menolak menanggapi saat ditemui solopos.com untuk dimintai konfirmasi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif