Jogja
Selasa, 1 Maret 2016 - 09:20 WIB

MUSIM HUJAN : Ancaman Lahar Hujan Masih Tinggi

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - MENYEBERANG SUNGAI—Sejumlah warga Dukuh Bangunsari, Desa Klakah terpaksa menyeberangi sungai di aliran Kali Juweh, setelah jembatan Bangunsari terputus akibat diterjang banjir lahar dingin Merapi. Foto diambil Rabu (12/1). (FOTO: Espos/Ahmad Mufid Aryono)

Musim hujan perlu dihadapi dengan intensif.

Harianjogja.com, JOGJA – Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta mengingatkan ancaman banjir lahar hujan di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi masih tinggi.

Advertisement

Karena itu, kata Kepala Seksi Gunung Merapi, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta Kusdaryanto,menyampaikan warga yang tinggal di sekitar sungai itu terutama Sungai Gendol, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Sungai Pabelan, Magelang, Jawa Tengah, diimbau tetap waspada.

“Warga yang biasa beraktivitas di sungai berhulu Gunung Merapi kami minta untuk tetap waspada selama musim hujan ini karena potensi banjir lahar dingin tetap tinggi,” kata dia Senin (29/2/2016), seperti dikutip dari Antara

Menurut dia, dua sungai yakni Gendol dan Pabelan paling banyak timbunan material lahar erupsi 2010.

Advertisement

“Sebenarnya semua sungai masih ada sisa timbunannya, tapi yang paling berpotensi di dua sungai itu,” katanya.

Ia mengatakan, Sungai Pabelan yang berada di Kabupaten Magelang tersebut, menurutnya ada pertemuan tiga arus sungai. Yaitu Apu, Trising, dan Senowo.

“Sementara Sungai Gendol di Sleman belum lama ini sudah ada kejadian banjir lahar. Sempat satu unit mobil menjadi korban. Tapi tak ada korban jiwanya,” katanya.

Advertisement

Kusdaryanto mengatakan, dari estimasinya, lahar yang masih berada di atas ada sekitar 34 juta meter kubik. Terjadinya banjir sendiri tergantung dari seberapa tingginya curah hujan.

“Pengukuran 2014, ada sekitar 40 juta meter kubik. Kalau sekarang estimasi kami sekitar 34 juta meter kubik tersebar di seluruh hulu sungai,” katanya.

Relawan Satuan Komunikasi Sosial Bersama (SKSB) Cangkringan, Sleman Sriyanto mengatakan pemantauan ancaman banjir lahar dingin diprioritaskan di tempat-tempat penyeberangan sungai.

“Tempat-tempat penyeberangan sungai tersebut banyak yang juga merupakan dam penahan banjir. Namun ancamannya tidak sebesar tahun-tahun sebelumnya,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif